Indonesia Super League
Yunus Sedih Bila Putra Samarinda Pindah ke Bali
Ketua Asprov PSSI Kaltim Yunus Nusi sangat sedih dan menyayangkan bila Pusam benar-benar hengkang dari Kalimantan Timur. Pusam kebanggan warga Kaltim
Laporan Reporter Tribun Kaltim, Hermawan Endra Wijonarko
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kalimantan Timur Yunus Nusi sedih dan sangat menyayangkan bila langkah klub peserta Indonesia Super League (ISL) Putra Samarinda (Pusam) benar-benar hengkang dari Kalimantan Timur. Sebab, masyarakat sepakbola Bumi Etam sangat bangga ada ada empat tim besar dari provinsi ini yang tampil di kompetisi tertinggi, mulai Februari nanti.
Kalimantan Timur memiliki empat tim yang bakal tampil di kasta tertinggi sepakbola Indonesia, Selain Pusam, masih ada tiga tim lain, yakni Pusamania Borneo Football Club (PBFC), Mitra Kukar, dan Persiba Balikpapan.
"Itu berarti menandakan animo sepakbola di Kalimantan Timur sangat maju. Sama seperti Jawa Timur yang memiliki empat tim yang tampil di ISL," ujar Yunus kepada TribunKaltim.co, Rabu (17/12/2014) sore. (Baca: Pusam Pindah ke Bali Bukan karena Kalah Pamor Pusamania Borneo FC)
Secara hierarki Asprov PSSI Kaltim tidak memiliki kewenangan campur perihal datang maupun perginya suatu klub dari wilayah naungannya. Sehingga, terkait rencana klub ISL Putra Samarinda (Pusam) merger (penggabungan) dengan tim Bali dan pindah ke Pulau Dewata itu tidak dapat dihalangi.
Menurutnya, pemilik klub tentu mempunyai pertimbangan lain agar klub yang ditanganinya ini terus berjalan. "Pembiayaan klub profesional itu kan ditanggung owner, perorangan. Sehingga tentu dia mempunyai pertimbangan tentang nasib klubnya," tambah Yunus.
Yunus menjelaskan, dana yang dibutuhakn sebuah klub tampil di ISL memang cukup tinggi. Terutama biaya akomodasi. Tak seperti di kompetisi Eropa, klub dapat menempuh perjalanan tandang menggunakan jalur darat dengan biaya yang cukup murah. Sedangkan di Indonesia klub harus menempuh perjalanan menggunakan angkutan udara jika harus bertanding ke luar daerah. Terutama jika pertandingan antarpulau. (Baca: Usai Galungan, Pusam akan Bertemu PSSI Bali)
Polemik pun terjadi terkiat perpindahan Pusam ini. Sebagian pihak menyatakan klub tersebut adalah milik masyarakat Samarinda sehingga tidak sepatutnya dipindah. Namun, di sisi lain, ada juga yang mengatakan bahwa Pusam merupakan milik perorangan.
Menurut Yunus, terkait persoalan itu, PT Liga haruslah memberi klarifikasi terkait status hukum Pusam. Apakah klub tersebut milik pribadi atau punya masyarakat Samarinda.
"Setahu saya, dua tahun ini, Pusam berada pada swasta, jadi secara hukum merupakan milik pribadi. Namun, memang secara sosial atau sejarah berdirinya klub milik masyarakat Samarinda," ujar dia. (Baca: Pemuda 20 Tahun Rogoh Rp 3 Miliar untuk Sulap Klub Bola Langsung Juara) (*)