Feature
Rayakan Imlek, Pebisnis Ini Pajang Nenas Setinggi Satu Meter
Tahun baru Imlek kali ini sangat istimewa bagi keluarga besar Akin. Maklum, seorang iparnya Djuliarto NG, datang dari Amerika.
Penulis: Fransina Luhukay |
HARI raya Imlek tiba lagi. Warga keturunan Tionghoa merayakannya dengan sukacita. Tak terkecuali keluarga besar Akin Sudharta, pebisnis di Balikpapan. Berbagai persiapan dilakukan di kediamannya Jl Pupuk Timur IV No 88 Balikpapan, Kalimantan Timur.
SUASANA di restoran Hotel Aston Balikpapan, Senin (16/2/2015) malam cukup ramai. Sebagian besar tamu mengenakan busana berwarna merah. Ada orangtua, remaja hingga bayi. Mereka adalah keluarga besar Akin Sudharta. Selain Akin, turut hadir sang istrinya Lily, dua anak mereka Eka Putri Sudharta dan Eka Putri Sudharta, ibu mertuanya Rita Kho, serta para ipar dan keluarga masing-masing.
"Kami lagi kumpul bersama. Ada mama, anak, cucu dan cicit. Empat generasi yang hadir di sini. Tadi kami foto-foto bersama di luar hotel dekat kolam renang, foto keluarga, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama di sini. Ini keluarga besar, ada 22 orang," tutur Akin mengawali bincang-bincangnya dengan Tribun Kaltim.
Tahun baru Imlek kali ini sangat istimewa bagi keluarga besar Akin. Maklum, seorang iparnya Djuliarto NG, datang dari Amerika. Djuliarto adalah adik kandung Lily yang sudah menjadi warga negara Amerika, bekerja dan berdomisili di Pittsburgh. (BACA: Sambut Imlek, Sriwijaya Tambah Penerbangan di Dua Rute)
Di rumah keluarga Akin, persiapan menyambut Imlek sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Dekorasi rumah tentu saja kental Imlek.
Menariknya, ada salah satu pernak-pernik yang sangat menonjol: nenas. "Ada nenas yang ukurannya cukup besar. Nenas itu kan simbol rezeki. Ukuran tinggi sekitar satu meter lebih dan berdiameter 50-an sentimeter. 'Nenas' seperti ini biasanya produk di Malaysia. Namun kami membelinya ketika berkunjung ke salah satu kota di utara Kalimantan," tutur Akin.
"Bentuknya besar dan terbuat dari bahan kertas," timpal Lily, sang istri yang duduk di sampingnya.
Selain itu, di rumah mereka juga sudah tersedia aneka buah yang akan digunakan untuk prosesi sembahyang. Begitu pula dengan kue-kue. Adapula aneka kue manisan untuk menjamu tamu atau kerabat.
Menjelang malam pergantian tahun atau Kamis (18/2/2015) malam ini mulai pukul 19.00 Wita, Akin bersama keluarga besarnya akan menikmati jamuan malam bersama di salah satu restoran besar di Balikpapan.
Menunya beragam. Anggota keluarga yang non vegetarian akan menyantap menu ikan, ayam, sop dan lainnya. Sedangkan Akin dan istrinya yang sudah 10 tahun vegetarian bakal menikmati sop rumput laut, sapo tahu, cah kacang mente dan lainnya. (BACA: Tahun Baru Imlek 2015, Warga Tionghoa berharap dapat Walikota baru)
"Kami makan bersama di restoran karena bila menyiapkan sendiri di rumah, pasti semua capek untuk menyiapkannya. Padahal lebih penting menyiapkan diri untuk ikuti prosesi sembahyang mulai malam hari hingga pagi," ujar Akin yang juga menjabat Wakil Ketua Kelenteng Setia Dharma Balikpapan.
Malam ini, jelasnya, kelenteng dibuka mulai pukul 20.00 Wita. Mulai jam tersebut umat mulai berdatangan. Ribuan umat akan hadir. "Tepat pukul 12 malam semua kumpul merayakan pergantian tahun. Apalagi di kelenteng ada lilin besar setinggi dua meter dan harus dinyalakan oleh masing-masing umat yang menyumbang untuk pembeliannya. Lilin tersebut dibeli dari Surabaya seharga Rp 10 juta. Saya bertugas melayani umat. Jadi saya akan datang lebih awal," kata Akin.
Setelah itu, pada Kamis (19/2/2015) pukul 07.00 Wita, barongsai sudah mulai main di kelenteng dan melakukan ritual sebelum mereka keluar. Sebab mulai pukul 08.00 Wita mereka keliling ke berbagai tempat di Kota Balikpapan sesuai permintaan.
Lebih lanjut Akin mengingatkan, hari raya Imlek bukanlah hari raya salah satu agama. "Imlek adalah tahun baru Tionghoa. Jadi bukan hari raya suatu agama. Mereka agama apapun, kalau mereka keturunan Tionghoa, mereka akan merayakan," tandasnya.
Ada acara spesial di rumah Akin yang juga GM dari Mixed Hash? "Mohon maaf, kali ini kami tidak open house. Kami mau persiapan berangkat ke Jakarta menghadiri perayaan Imlek bersama secara nasional umat Konghucu. Saya mewakili Majelis Agama Konghucu Balikpapan karena saya wakil ketuanya. Imlek Nasional akan diselenggarakan Senin 23 Februari, jadi sebelum tanggal itu kami sudah harus berangkat," tambah Akin. (*)