Sampah Terus Meningkat, Kota Ini Larang Kemasan Makanan Styrofoam
Semua restoran dan warung makanan sekarang diharuskan menggunakan kemasan yang ramah lingkungan atau yang bisa didaur ulang.
TRIBUNKALTIM.CO - Tanpa disadari, sampah kemasan makanan jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Karena itu, sejumlah kota di belahan dunia mulai memberlakukan larangan pemakaian kemasan makanan dari polystyrene, atau lebih dikenal dengan sebutan styrofoam.
Oxford menjadi kota pertama di Inggris yang melarang pemakaian kemasan makanan dari styrofoam. Semua restoran dan warung makanan sekarang diharuskan menggunakan kemasan yang ramah lingkungan atau yang bisa didaur ulang.
Kebijakan ini diambil untuk mengurangi sampah kemasan makanan styrofoam yang jumlahnya terus meningkat tajam setiap tahun.
Arsitektur kota Oxford dari ketinggian
Bob Price, pejabat di dewan kota kepada koran The Independent, mengatakan pihaknya berharap kebijakan ini akan ditiru kota-kota lain di Inggris.
"Kemasan makanan plastik adalah bencana bagi lingkungan. Padahal kemasan yang ramah lingkungan, yang bisa didaur ulang tersedia di mana-mana," kata Price, seperti dilansir BBC, Rabu (15/4/2015).
"Kita punya tanggung jawab mengurangi sampah yang tidak ramah lingkungan. Kita harus mendorong pemakaian kemasan yang bisa didaur ulang," tambahnya. (BACA juga: Sampah Berserakan Usai Acara Makan Gratis)
Sekitar sebulan lalu New York, kota terbesar di Amerika Serikat, juga memberlakukan larangan kemasan makanan dari styrofoam.
Terdapat 28.500 ton sampah kemasan styrofoam di New York pada 2014 dan larangan ini disambut baik oleh asosiasi pengusaha restoran di kota tersebut.
Bagaimana dengan kota-kota di Indonesia? Mungkinkah kota-kota yang selama ini mendapat predikat kota bersih dan ramah lingkungan juga memberlakukan larangan serupa? Ya, semoga saja. (*)