Kommun Unmul Sebut LSM yang Tolak PLTN Tidak Paham soal Nuklir

Muhammad Napri menjelaskan, banyak manfaat yang didapat jika menggunakan PLTN,

TRIBUNKALTIM.CO/CHRISTOPER DESMAWANGGA
Suasana diskusi di salah satu ruangan LPPM Unmul, membahas tentang energi nuklir secara mendalam, yang dibawakan oleh Bagus Nugraha dari Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (Himni), Sabtu (3/10/2015). 

Laporan wartawan TribunKaltim.co, Christoper Desmawangga

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Guna memberikan pemahaman tentang manfaat dari nuklir, Komunitas Muda Nuklir Nasional (Kommun) Universitas Mulawarman (Unmul) menggelar sosialisasi dan diskusi bersama dengan mahasiswa dan masyarakat di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unmul.

Sekitar 20 peserta hadir dalam kegiatan diskusi, yang dibawakan oleh Bagus Nugroho dari Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (Himni).

Diskusi berjalan dengan atraktif, seluruh peserta turut aktif dalam penyampaian materi dan diskusi tersebut. Bahkan, tak sedikit peserta yang melontarkan beberapa pertanyaan mengenai, manfaat hingga dampak dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yang akan dibangun oleh Pemprov Kaltim di Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau.

Ketua Kommun Unmul, Muhammad Napri menjelaskan, banyak manfaat yang didapat jika menggunakan PLTN, karena menurutnya, dengan adanya PLTN, kebutuhan masyarakat atas listrik, dapat terpenuhi hingga ratusan tahun mendatang.

"Bukan lagi berbicara untuk 5-10 tahun mendatang, tapi sampai ratusan tahun bahkan ribuan tahun jika mengguna tenaga nuklir, artinya ini merupakan tenaga listrik jangka panjang yang dapat digunakan masyrakat," tuturnya, Sabtu (3/10/2015).

BACA JUGA: Talisayan Kabupaten Berau Bakal Jadi Lokasi Pembangunan PLTN

Dia juga menyebut, banyak masyarakat yang tidak paham dengan energi nuklir, lalu menolak mentah-mentah rencana pembangunan PLTN oleh Pemprov Kaltim, karena selama ini banyak masyarakat yang mengira, tenaga nuklir hanya menimbulkan dampak negatif, seperti dampak radiasi, bahan peledak hingga tercemarnya lingkungan.

"Sama seperti salah satu LSM yang beberapa hari lalu melakukan aksi di dalam kantor gubernur, mereka itu tidak terlalu paham dengan tenaga nuklir, makanya menolak, jika mereka paham dengan baik, saya rasa mereka juga akan menerimanya," tuturnya.

Lanjut dia menjelaskan, kebutuhan PLTN di Indonesia memang cukup mendesak dan krusial, karena saat ini PLTU yang menggunakan bahan bakar batu bara, yang saat ini menjadi primadona dikebanyakan wilayah di Indonesia, stoknya sudah sangat menipis, dan batu bara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, termasuk dengan pembangkit lainnya yang menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil.

"Maka dari itu, teknologi nuklir menjadi pilihan terbaik untuk menggantikan teknolgi berbahan fosil. Saat ini Pemprov Kaltim sudah mulai untuk merencanakan hal itu, tinggal dari pemerintah pusat saja untuk mendukung hal itu," urainya.

BACA JUGA: PLTN Fukushima Kembali Alami Kebocoran

Kendati demikian, dia berharap dengan rencana dari Pemprov Kaltim untuk membangun PLTN di Berau, pemprov haruslah selektif dalam memilih tenaga ahli yang tepat, serta dapat memberikan rasa aman kepada masyrakat tentang pengoperasiannya kelak.

"Kita harus optimis dengan kemajuan teknologi saat ini, jika memang nanti PLTN jadi dibangun, seluruh pekerjanya haruslah disiplin dalam menjaga dan merawat peralatan yang ada, agar tidak terjadi kebocoran. Energi nuklir ini aman, bahkan limbahnya juga sedikit," ungkapnya. (*)

***

UPDATE berita eksklusif, terkini, unik dan menarik dari Kalimantan. Like fb TribunKaltim.co  Follow  @tribunkaltim  Tonton Video Youtube TribunKaltim


Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved