Ternyata Beberapa Budaya Indonesia Lekat Dengan LGBT

Banyak sekali praktik dan pelaku LGBT yang ada di Indonesia. Beberapa bahkan telah menyatu dengan sebuah budaya

Boombastis
Buku Serat Centhini 

TRIBUNKALTIM.CO - Sebenarnya isu LGBT telah ada di Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu. Hanya saja penyebaran berita tak secepat sekarang. Selain itu, di masa lalu banyak para kaum LGBT yang memilih menutup diri ketimbang memperjuangkan apa yang jadi hak mereka.

Sedikit menilik ke belakang, sebenarnya banyak sekali praktik dan pelaku LGBT yang ada di Indonesia. Beberapa bahkan telah menyatu dengan sebuah budaya. Anyway, Boombastis telah merangkum lima bukti keberadaan LGBT di masa lalu Indonesia.

baca juga : Heboh Soal LGBT, Inikah Vaksin yang Bisa Sembuhkan Homoseks dan Pedofilia?

1. Bissu, Calabai, dan Calalai

Orang-orang di Bugis mengenal lebih dari dua jenis kelamin. Selain laki-laki dan perempuan mereka juga mengenal apa yang dinamakan sebagai bissu, calabai, dan calalai. 

Bissu adalah seorang pendeta yang sebenarnya memiliki jenis kelamin pria. Namun karena mengambil peran ini, ia berdandan juga seperti wanita.

Bissu adalah sesuatu yang penting di dalam kepercayaan tradisional. Mereka dianggap sebagai orang yang mampu menjebatani komunikasi di antara dunia manusia dan juga dewa.


Bissu, Calabai, dan Calalai

Calabai adalah jenis kelamin lain di Bugis. Orang yang menyatakan dirinya sebagai calabai sebenarnya lahir sebagai pria. Hanya saja ia bertindak-tanduk seperti wanita, bahkan berdandan dan hidup seperti layaknya wanita heteroseksual.

Selanjutnya calalai adalah seorang yang lahir sebagai wanita namun akhirnya hidup seperti seorang pria heteroseksual. Ia berperilaku sangat maskulin dan berdandan seperti layaknya pria.

Biasanya calalai akan menikah dengan wanita dan mengadopsi anak.

2. Warok dan Gemblak
Warok dan Gemblak adalah salah satu praktik yang menjurus pada hubungan sejenis yang ada di Ponorogo. Warok sejatinya adalah seseorang yang sakti dan menyebarkan budi luruh kepada banyak orang.

Ia berperawakan besar dan dengan kumis dan jenggot yang dibiarkan tumbuh hingga panjang. Dalam kehidupan warok, mereka dilarang untuk menjamah wanita. Jika hal ini dilakukan, warok akan kehilangan kesaktiannya yang sangat hebat.


warok

Untuk memenuhi hasratnya, mereka memelihara yang namanya gemblak. Biasanya gemblak adalah anak laki-laki tampan yang berusia 13-15 tahun. Ia akan dipelihara oleh warok untuk memenuhi hasratnya yang terpendam.

Diduga mereka juga melakukan hubungan badan seperti layaknya suami dan istri. Oh ya, kadang-kadang ada juga warok yang saling bertengkar hanya untuk memperebutkan seorang gemblak idaman.

baca juga : Benarkah Orientasi Seksual LGBT Menular, Mitos atau Fakta?

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved