Sisa Sampah Balikpapan Akan Digunakan Sebagai Sumber Listrik
Jika semua sampah dapat diolah termasuk residunya, berarti di TPA tidak akan ada sampah lagi.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Balikpapan memiliki komitmen mengurangi jumlah produksi sampah.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Balikpapan Suryanto, ditemui di sela-sela kegiatannya, Kamis (5/5/2016).
"Balikpapan itu kan ada komitmen untuk 0% sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tidak ada sampah yang ke TPA. Agar tidak ada sampah ke TPA harus 3R: reduce, reuse, recycle. Kalau sukses 3R itu, kalau dari sumber sampah mulai dipisah, mana yang kering mana yang basah," ujarnya.
Berikutnya ia menjelaskan kalau sampah-sampah tersebut sudah dipisah, pelaksanaan 3R-nya akan lebih gampang. Artinya mengurangi sampah ke TPA dapat lebih cepat.
Baca: Gunungan Sampah Longsor, 4 Orang Tewas dan 24 Orang Belum Ditemukan
"Sekarang Pak Freddy, Kabag Pembangunan sedang melelang. Berarti kalau sudah selesai di 3R, selesai dijual atau dimanfaatkan, residunya akan dilelang dan akan dijadikan energi dan kompos," ujarnya.
Jika semua sampah dapat diolah termasuk residunya, berarti di TPA tidak akan ada sampah lagi.
"Sehingga zona 4 yang sekarang ini adalah zona terakhir bagi Balikpapan, tidak ada membebaskan lahan lagi untuk TPA," ujarnya.
Suryanto mengungkapkan, kalau pelelangan ini dapat disukseskan pada 2016, praktis 2017 kegiatan tersebut sudah dapat dimulai sehingga 2018 atau 2019 sampah akan benar-benar berkurang di Balikpapan.
"Mungkin di akhir RPJMD-nya Pak Rizal lah akan tercapai, di 2020," katanya.
Menurut Suryanto, sampah di Balikpapan ada 490 ton. Saat ini yang baru dikelola sekitar 90,8 ton atau 9,82 persen. "Nah kalau 3R ini jalan, kira-kira target kami 30 persen sampai terolah. Kemana yang 70 persennya? Residunya ini sedang dilelang Pak Freddy," ujarnya lagi.
Dengan menggunakan bakteri residu dari tumpukan sampah tersebut, mampu dibuat kompos dan gasnya akan digunakan untuk listrik.
"Harapannya ke depan kita tidak perlu menggunakan insinerator. Karena kalau menggunakan insinerator kan membakar, masih CO2. Kita menggunakan yang ramah lingkungan lah yang tidak ada debunya, tidak ada lagi CO2-nya," kata Suryanto menjelaskan. (*)