Obesitas

India Tawarkan Rawat Bocah Berbobot 189 Kg Asal Karawang

informasi tentang ketertarikan India ini didapatkannya dari tim dokter yang menangani kasus Arya.

KOMPAS.com/Reni Susanti
Arya Permana (10) penderita severe obesity ditangani 13 dokter spesialis RSHS. Berat badan normal Arya kurang dari 50 kg, namun saat ini beratnya mencapai 189,5 kg 

TRIBUNKALTIM.CO - Kasus Arya Permana (10) yang menderita severe obesity atau berat badan sangat berlebih menarik perhatian dunia. Bahkan India sudah menawari orangtuanya untuk menangani kasus Arya.

“Secara viral kasus ini mengalir di media sosial dan media massa. Luar negeri sudah melirik, menawari orangtuanya membawa ke India,” ujar Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat, Netty Prasetiyani Heryawan di Bandung, Selasa (12/7/2016).

Netty menjelaskan, informasi tentang ketertarikan India ini didapatkannya dari tim dokter yang menangani kasus Arya. Netty bertemu dengan Arya dan tim dokter kemarin malam untuk membicarakan guru yang akan mengajar Arya di rumah sakit.

baca juga : Bocah Berbobot 189 Kg itu Akhirnya ditangani 13 Dokter Spesialis

“Menurut tim dokternya, baru India yang menawarkan, karena mereka memiliki sistem dan metodologi, mungkin seperti sedot lemak dan lainnya,” ungkapnya.

Netty menilai, India bisa jadi uji coba dalam penanganan obesitas. Hal itu wajar dilakukan berbagai negara untuk mengembangkan kemampuan metodologi maupun keahlian dokternya.

Namun selama Arya masih bisa ditangani di Indonesia, istri dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ini meminta pasien tersebut ditangani di Indonesia. Apalagi selama ini Arya belum ditangani secara maksimal.

“(Penaganan) Arya putus sambung. Tahun lalu datang dalam kondisi berat badannya 100 kg, lalu sebelum Lebaran datang ke rumah sakit dan berhasil turun dari 189 kg menjadi 186 kg," tuturnya.

Namun Arya mengambil cuti perawatan dan baru kembali pasca-Lebaran. Seusai Lebaran, berat badannya kembali naik menjadi 189,5 Kg. Ini memperlihatkan penanganan Arya di Indonesia belum selesai. Sebelum menyerahkan pada pihak lain, tentunya tim dokter harus mengerahkan kemampuannya.

"Saya katakan ke dokter semalam, kalau kita punya sistem penatalaksanaan obesitas dengan baik, harus kita pertahankan. Daripada orang lain dapat nama, orang lain merendahkan martabat kita," ucapnya.

lihat juga : VIDEO -- Bocah Tergendut di Jawa Barat, Baru 10 Tahun tapi Berat Badan Sudah 192 Kg!

Netty menambahkan, kasus ini menjadi pertaruhan integritas kedokteran. Di sini integritas kedokteran Indonesia diuji.

Ada beberapa langkah yang akan dilakukan tim dokter yang terdiri dari 13 dokter spesialis. Beberapa program untuk menurunkan berat badan Arya akan dilakukan. Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) pun akan mencari penyebabnya selain pola makan dan gerak.

"Bisa screening untuk menemukan penyebabnya apa. Apakah kelainan hormonal atau genetis," tuturnya.

Jenis pemeriksaan ini, lanjutnya, tidak ditanggung oleh BPJS dan biayanya mahal. Karena berkejaran dengan waktu, tim dokter akan menjalankan skala prioritas dalam penanganan Arya. (*)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved