Zuhdi: Kami Tidak Beli Atlet, Justru Atlet Kaltim yang Dibajak

Justru, atlet-atlet potensial asal Kaltim ada beberapa yang dibajak dan resmi pindah ke provinsi lain.

TRIBUN KALTIM / CORNEL DIMAS SATRIO KUSBIANANTO
Ketua KONI Kaltim, Zuhdi Yahya (tengah kemeja putih) saat mengunjungi latihan atlet Panjat Tebing di Jl Arjuna, Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat (2/9/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Budhi Hartono

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kaltim‎, berkomitmen mengandalkan atlet lokal atau putra daerah di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XIX di Jawa Barat 2016.

Sejak PON 2012, Provinsi Kaltim tidak pernah membajak atau membeli atlet dari provinsi lain, demi mengejar target medali.

Justru, atlet-atlet potensial asal Kaltim ada beberapa yang dibajak dan resmi pindah ke provinsi lain.

"Sejak PON yang kemarin, tidak ada beli atlet. Sekarang juga tidak ada istilah bajak-membajak. Justru sekarang, ada beberapa atlet kita yang dibajak," kata Zuhdi Yahya, Ketua KONI Kaltim, usai rapat pengurus KONI Provinsi Kaltim, membahas persiapan keberangkatan kontingen PON XIX ke Jawa Barat, di kantor KONI Kaltim, Jalan Kesuma Bangsa, Rabu (7/9/2016).

Zuhdi menyebutkan beberapa atlet yang pindah dari Kaltim ke provinsi lain.

Disebutkan Eko Yuli Irawan ke Provinsi Jawa Timur.

"Dan ada dua atlet pecatur kita itu pindah juga. Si Dita dengan satu lagi saya lupa namanya," ungkapnya.

(Baca juga: Pertamax Smash Dukung Atlet Indonesia Berlaga di Indonesian Masters 2016)

Menurut dia, mutasi atlet atau "pembajakan atlet" diatur dalam aturan resmi di olahraga Indonesia.

Tetapi, lanjut dia, syaratnya harus sudah menetap dua tahun lamanya.

"Itu sah-sah saja. Karena diatur oleh pusat. Kalau tahun ini harus sudah menetap dua tahun. Kalau PON sebelumnya 1,5 tahun bisa mutasi atletnya," papar Zuhdi.

Untuk persiapan PON XIX Tahun 2016, Zuhdi membeberkan, konsep yang diterapkan yakni mendatangkan para pelatih nasional dan internasional.

Alasannya, kata dia, ada benefit ketika mendatangkan pelatih nasional dan internasional.

"Benefitnya, pelatih lokal atau pendamping bisa menyerap ilmu kepelatihan selama diterapkan. Konsep mendatangkan pelatih nasional dan internasional punya nilai keuntungan untuk pelatih lokal," jelas Zuhdi. (*)

***

Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM

Perbarui informasi terkini, klik  www.TribunKaltim.co

Dan bergabunglah dengan medsos:

Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co,  follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim


Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved