Orangtua Tak Bisa Melarang Anak Akses Sosmed, tapi Masih Bisa Mengendalikan
"Misalnya teman lebih dewasa, otomatis postingan teman tersebut muncul di wall social media anak kita. Lama kelamaan pasti anak kita ikut terpengaruh"
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co Rudy Firmanto
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pesatnya pertumbuhan teknologi dan social media dewasa ini mulai sedikit menjadi kekawatiran para orangtua terhadap tumbuh kembang anak mereka.
Apalagi dari data yang ada, sekitar 80 persen anak zaman sekarang sudah terpapar pornografi dan salah satu sumber, yaitu dari akses di social media.
Pendiri Akademi Berbagi dan juga praktisi social media, Ainun Chomsum, mengimbau para orangtua untuk membangun komunikasi yang baik kepada anak mereka.
"Anak sekarang tidak mungkin dipisahkan dengan teknologi karena zaman tidak bisa mundur ke belakang. Yang perlu diperhatikan bukan melarang, tapi membekali anak anak bagaimana dia bergaul di social media tetap dalam koridor yang positif," katanya di acara seminar yang digagas Stasiun radio Smart FM Balikpapan "Bergaul di Social Media, Mau Eksis atau Bisnis" di Hotel Novotel, Sabtu (19/11/2016) sore.
(Baca juga: Polisi: Bocah SD Korban Pencabulan Sehat, Saat Ini Ditangani P2TP2A )
Selalu ingatkan pada anak bahwa mereka walaupun memiliki social media harus bisa menjaga kerahasian informasi pribadi seperti password dan identitas dirinya secara detail.
"Password ibarat kunci rumah, data diri kita juga seperti isi rumah. Apabila kita umbar di social media, sama saja memberi tahu semua orang apa saja yang ada di dalam rumah kita. Ini yang harus bisa dikontrol dan diatur orangtua," katanya.
Pemilihan teman di social media juga penting. Usahakan orang tua mengenal siapa saja teman anak di sosial media.
Pastikan usia mereka sebaya dengan anak kita agar terhindar dari terpaparnya konten yang tak sewajarnya anak kita terima diusianya.
"Misalnya teman lebih dewasa, otomatis postingan teman tersebut muncul di wall social media anak kita. Lama kelamaan pasti anak kita ikut terpengaruh," ujarnya.
Mengontrol perlu, tapi tidak berlebihan sampai anak merasa privasinya terganggu dengan pengawasan orangtua.
"Kalau orangtua merasa ada yang mencurigakan atau menemukan hal yang negatif, tegurlah dia secara langsung, bukan meninggalkan komentar di social media. Karena itu sama saja mempermalukan anak di depan teman-temannya. Dan biasanya mereka akan menutup komunikasi dengan kita," katanya.
Terkait orangtua yang membuat akun media sosial untuk anaknya, walaupun sebenarnya dari sisi usia belum layak, sebaiknya tidak perlu dilakukan.
Biarkan anak berkembang sesuai usianya, karena sebagai orang tua tidak bisa selalu membatasi konten apa saja yang telah diterima oleh anak lewat social media.
Biarkan mereka yang nantinya secara mandiri membuat akun social media mereka sendiri.
"Toh nanti dia akan membuatnya sendiri, belum tentu juga social media bertahan hingga anak kita dewasa. Jadi biarkan anak-anak dibawah usia 13 itu bergaul seperti biasa sesuai dengan usianya. Tidak banyak dengan dunia teknologi tapi lebih banyak dengan dunia luar," katanya. (*)