Aksi Damai
Rahmad Ma'sud: Jangankan Hujan Air, Hujan Batu pun Tak Takut
Rahmad pun ikut menjalankan shalat Jumat berjamaah di tengah guyuran hujan cukup deras.
TRIBUNKALTIM.CO - Masyarakat Kaltim, termasuk Wakil Walikota Balikpapan H Rahmad Mas'ud, dan beberapa anggota DPRD Kaltim ikut bergabung dalam aksi super damai 212.
Mereka berbaur dengan ratusan ribu umat Islam khusuk mengikuti doa dan dzikir bersama di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2016).
WAWALI Rahmad Mas'ud datang sebagai umat Islam yang terpanggil untuk hadir di acara doa dan shalat Jumat berjamaah di Lapangan Monas. Rahmad mengatakan kehadirannya dalam aksi super damai adalah ikut berdoa untuk kedamaian Kota Balikpapan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Orang nomor 2 di Kota Balikpapan ini mengaku hadir ikut aksi super damai karena panggilan jiwa sebagai umat Islam. Rahmad pun ikut menjalankan shalat Jumat berjamaah di tengah guyuran hujan cukup deras.
"Hujan cukup deras turun, tapi saya bersama jamaah lain tetap bertahan. Jangankan hujan air, hujan batu saja kami tidak takut," ujarnya.
Doa yang dipanjatkan terutama untuk kedamaian warga Balikpapan dan tetap dalam NKRI. "Saya berdoa agar Balikpapan dan NKRI selalu aman dan damai. Khususnya tetap terjaga dalam menjaga kesatuan dan persatuan," kata Rahmad menegaskan.
Massa yang mengikuti doa bersama memenuhi lapangan Monas dan beberapa pelataran gedung perkantoran sekitarnya sampai ke Bundaran Hotel Indonesia.
Sepanjang jalan banyak para relawan dari Jakarta dan luar daerah membagi-bagikan makanan dan minuman kepada massa melalui tenda logistik.
Peserta doa dan dzikir bersama pun banjir makanan dan minuman. Kardus berisi makanan dan air mineral di posko Masjid Istiqlal menumpuk hingga setingga dua meter. Kardus makanan dan minuman mineral tampak berjejer sepanjang lima meter.
Nurdin, relawan bagian konsumsi di Masjid Istiqlal menyebutkan bantuan sudah mereka terima sejak Kamis (1/12/2016) siang. "Subhanallah antusiasme orang yang bantu. Tidak putus-putus orang datang berikan sumbangan," kata Nurdin.
Seluruh bantuan makanan dan minuman yang datang ke posko berasal dari perorangan. Mereka lebih banyak tidak ingin diketahui namanya. "Kami tanya 'ini sumbangan dari mana', mereka bilang 'dari Hamba Allah'," urai Nurdin.
Saat Tribun mencoba berbincang dengan seorang penyumbang logistik massa doa dan zikir bersama di Monas, dia justru meminta agar bantuan tersebut tidak diberitakan. "Amal tidak perlu dipublish," katanya.
Lantaran terus bertumpuk, sejumlah relawan pun memanggil peserta kegiatan doa dan dzikir bersama segera menyantap makanan yang telah dihibahkan tersebut. Bahkan, pedagang di sekitar kawasan Istiqlal ikut mengantri makanan.
Tidak hanya di posko dekat pintu masuk masjid, di depan pintu masuk yang berhadapan dengan Gereja Katedral Jakarta, sempat ada beberapa orang yang dengan spontan membagikan makanan.
Menurut Nurdin, pembagian konsumsi tidak hanya ada untuk massa yang berkumpul di Istiqlal. "Di Tugu Tani dan Jalan Medan Merdeka ada juga relawan yang bagikan," paparnya.
Sekitar pukul 05.00 Wib, sejumlah relawan tampak mulai berdatangan dengan logistik anyar. Mereka pun semangat membagi-bagikan makanan tersebut.