Harga Cabai di Kota Ini Tembus Rp 200 Ribu per Kilogram!
Penyebab meroketnya harga cabai pun masih simpang siur. Menurut Yunus, lonjakan harga ini bisa dipicu gagal panen di daerah penghasil.
Penulis: Rafan Dwinanto |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Harga cabai di kota Samarinda, Kalimantan Timur melambung tinggi. Terutama untuk jenis cabai tiung dan rawit. Hal ini sudah terjadi dalam tiga hari terakhir ini.
Berdasarkan pantauan harga yang dilakukan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kaltim, Rabu (4/1/206), harga rata-rata cabai di tiga pasar dipantau berkisar Rp 200 ribu per kilogram.
Padahal, sebelumnya hanya sekitar Rp 70 ribu per kilogram.
"Pasar pantau itu ada tiga, Pasar Segiri Samarinda itu harga cabainya Rp 200 ribu (per kilogram), Pasar Kedondong Rp 200 ribu dan Pasar Sei Dama Rp 150 ribu," kata Kabid Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Barang Beredar, Disperindagkop Kaltim, M Yunus.
Penyebab meroketnya harga cabai pun masih simpang siur.
Menurut Yunus, lonjakan harga ini bisa dipicu gagal panen di daerah penghasil, atau karena permintaan melonjak.
"Cabai ini kan didatangkan dari Jawa atau Sulawesi. Bisa karena gagal panen, gangguan distribusi akibat gelombang tinggi dan lainnya," kata Yunus.
Yang bisa dipastikan, lanjut Yunus, kelangkaan cabai ini bukan disebabkan aksi penimbunan oleh spekulan.
"Mau ditimbun berapa lama? Pasti busuk. Beda dengan beras atau gula," katanya lagi.
Yunus memerkirakan, harga cabai yang meroket ini hanya berlaku sementara.
"Paling lama sepekan. Habis itu turun lagi seiring banyaknya pasokan," tuturnya. (*)