Begini Perjalanan RSUD AW Sjahranie hingga Bisa Mengoperasi Jantung Secara Mandiri

Sejak saat itu, RS yang kini naik kelas jadi Tipe A tersebut, sudah bisa melayani kesehatan jantung non bedah. Contohnya, kateterisasi.

Penulis: Rafan Dwinanto |
JPC-PROD
Ilustrasi - Kegemukan dan risiko serangan jantung 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sejak 2005 lalu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS), memulai layanan kardiovaskuler atau yang karib dikenal dengan pelayanan jantung dan pembuluh darah.

Sejak saat itu, RS yang kini naik kelas jadi Tipe A tersebut, sudah bisa melayani kesehatan jantung non bedah. Contohnya, kateterisasi.

Mulai 2014, RSUD AWS membenahi layanan jantung dan pembuluh darah.

RS milik Pemprov Kaltim ini, ingin bisa melaksanakan bedah jantung secara mandiri.

Ketua Staf Medik Fungsional Spesialis Jantung, RSUD AWS, dr Djoen Herdianto, SpJP menceritakan, bedah jantung di RSUD AWS mulanya tak beda dengan 'Bedol Desa'.

Saat itu, AWS harus mendatangkan sepaket lengkap tenaga medis dari RS Harapan Kita, yang menjadi pusat rujukan pelayanan jantung nasional.

Baca: Berbondong-bondong, Warga Tarakan Datangi Lokasi Penemuan Jenazah Bayi di Freezer

"Ya mirip bedol desa. Tenaga medis yang kita datangkan 25-30 orang dari Jakarta. Mulai dokter bedah jantung, anastesi, sampai perawat-perawatnya," kata Djoen.

Sejak 2014 sampai saat ini, RSUD AWS sudah mengoperasi 150 pasien jantung, dengan bantuan RS Harapan Utama, Jakarta. "Beberapa operasi terakhir, mulai sebelum puasa itu, kita operasi secara mandiri," ungkap Djoen.

 Sekitar dua tahun lamanya RSUD AWS mendapat bimbingan dari RS Jantung Harapan Kita, Jakarta.

Sampai akhirnya Juli 2017 lalu, RS Jantung Harapan Kita memberikan sertifikasi yang menyatakan RSUD AWS bisa melakukan bedah jantung secara mandiri, untuk kasus hingga severitas II.

Proses mengoperasi jantung secara mandiri tidak mudah.

Selain sederet peralatan canggih, RSUD juga harus memiliki dokter spesialis khusus yang berpengalaman menangani bedah jantung.

Sampai saat ini, RSUD AWS baru memiliki dua dokter spesialis bedah jantung, dan satu dokter anastesi.

"Anastesinya juga harus yang paham soal jantung. Karena, saat operasi, jantung harus dimatikan, dan aliran darah dialihkan ke alat jantung buatan. Jadi, bius jantung tidak sembarangan," kata Djoen.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved