Tiga Komoditi dari Indonesia Ini Dibarter dengan 11 Pesawat Sukhoi dari Rusia

Pemerintah segera melakukan barter sejumlah komoditas nasional dengan 11 pesawat Sukhoi SU-35 dari Rusia.

KOMPAS.com/Kristian Erdianto
Pesawat Sukhoi TNI AU yang dipamerkan saat Dirgantara Expo 2017 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (20/4/2017). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Pemerintah segera melakukan barter sejumlah komoditas nasional dengan 11 pesawat Sukhoi SU-35 dari Rusia.

Barter tersebut terealisasi seiring dengan ditekennya Memorandum of Understanding (MOU) antara BUMN Rusia, Rostec, dengan BUMN Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.

Mengutip Kontan, Jumat (4/8/2017), pesawat Sukhoi dari hasil barter tersebut akan dipakai untuk menggantikan armada F-5.

“Imbal dagang di bawah supervisi kedua pemerintah ini diharapkan dapat segera direalisasikan melalui pertukaran 11 Sukhoi SU-35 dengan sejumlah produk ekspor Indonesia mulai dari kopi dan teh hingga minyak kelapa sawit dan produk-produk industri strategis pertahanan,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dalam keterangan resminya, Jumat.

Baca: Ryan Thamrin dr Oz Meninggal - Mengapa Dokter Ganteng Ini Masih Melajang hingga Akhir Hayat?

Menteri Perdagangan berharap agar kesepakatan imbal dagang kali ini dapat disusul oleh kesepakatan serupa menyangkut produk atau sektor lain.

Kesempatan itu kini sangat terbuka karena Rusia menghadapi embargo perdagangan dari Amerika Serikat, Uni Eropa, serta sekutu-sekutunya terkait isu keamanan dan teritorial.

Sementara itu, Rusia membalas dengan mengenakan sanksi pembatasan impor dari negara-negara tersebut.

Akibat embargo dan kontra embargo ini, Rusia memerlukan sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan, termasuk buah-buahan tropis, serta produk esensial lainnya.

Baca: Bayi dalam Freezer - Tak Punya Ruang Tahanan, Ini yang Dilakukan Polres Tarakan terhadap SA

“Ini peluang yang tidak boleh hilang dari genggaman kita. Potensi hubungan ekonomi yang memanfaatkan situasi embargo dan kontra embargo ini melampaui isu-isu perdagangan dan investasi yang biasa karena kita juga melihat peluang di bidang pariwisata, pertukaran pelajar, kerja sama energi, teknologi, kedirgantaraan, dan lainnya,” ujar Enggar.

Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Rusia dapat dikatakan masih sangat rendah dibanding potensinya.

Pada tahun 2012 total perdagangan kedua negara hanya mencatat 3,4 miliar dollar AS dengan defisit di pihak Indonesia sebesar 1,6 miliar dollar AS.

Baca: Bayi dalam Freezer - Siapakah Sebenarnya Suami Siri SA? Terungkap, Dia Punya Hobi Mencengangkan

Nilai perdagangan dan defisit yang sama dicatat pada tahun 2013 sebelum perdagangan bilateral menurun menjadi 2,6 miliar dollar AS pada tahun 2014 dan 1,9 miliar dollar AS pada tahun 2015 yang dibarengi perbaikan dalam posisi neraca bagi Indonesia.

Pada tahun 2015 Indonesia mulai mencatat surplus perdagangan senilai 1,1 juta dollar AS dengan Rusia dan meningkat menjadi 411 juta dollar AS pada tahun 2016. (*)

Berita ini telah terbit di kontan.co.id dengan judul: RI tukar kopi dan CPO untuk 11 Sukhoi Rusia

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved