Tak Ada Wilayah di Samarinda yang Bersih dari Narkoba
Kota Samarinda masih menduduki peringkat pertama, sebagai kota dengan kasus peredaran narkoba di wilayah Kaltim-Kaltara.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Januar Alamijaya
Laporan wartawan TribunKaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kota Samarinda masih menduduki peringkat pertama, sebagai kota dengan kasus peredaran narkoba di wilayah Kaltim-Kaltara.
Kendati aparat penegak hukum, seperti kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) kerap melakukan pengungkapan kasus narkoba, namun hingga saat ini Samarinda belum juga bersih dari narkoba.
Baca: INFO CPNS 2017 - Ada 500 Formasi di Provinsi Kaltara, Berikut Tiga Sektor yang Paling Dibutuhkan
Dari data yang diperoleh dari Satreskoba Polresta Samarinda, tahun ini (sampai Agustus) pihaknya telah menangani 271 kasus, dan untuk tahun lalu, kepolisian menangani 509 kasus, dengan profesi pelaku yang beragam, mulai dari masyarakat biasa, pelajar, PNS, bahkan hingga oknum kepolisian sendiri.
"Seluruh lapisan pekerjaan sudah dimasuki narkoba, termasuk polisi sendiri," ucap KBO Satreskoba Polresta Samarinda, Ipda Edi Susanto, Rabu (6/9/2017).
Baca: Sering Gonta-ganti Mobil, Ternyata ini Pekerjaan Suami yang juga Pelaku Pembunuhan PNS Cantik
Selain itu, peredaran narkoba juga telah menyebar ke semua wilayah di Samarinda. Pasalnya, pengedar tidak hanya menetap di suatu wilayah, melainkan berpindah-pindah, sesuai dengan kebutuhan pengguna.
"Bisa dikatakan, tidak di Samarinda ini yang bersih narkoba. Karena umumnya pengedar tidak menetap, dan selalu berpindah-pindah," ungkapnya.
Baca: Mau Terhindar dari Jambret? Begini Cara Sederhananya
Sulitnya memberantas narkoba sendiri, juga didasari karena masih tingginya permintaan dari pengguna, terlebih bisnis narkoba menawarkan keuntungan yang menggiurkan. Sifat narkoba yang membuat ketergantungan, juga berpengaruh terhadap permintaan narkoba.
Baca: Bos First Travel Bagikan Souvenir Berlapis Emas saat Ikuti New York Fashion Week
Namun, dia menilai akan ada penurunan jumlah jaringan baru tahun ini, dibanding tahun lalu. Hal itu dilihat dari jumlah kasus pengungkapan.
"Kita prediksi akan ada penurunan jumlah jaringan narkoba, termasuk munculnya sel jaringan baru. Makanya kita gencar lakukan pengungkapan, guna memutus rantai jaringan," tegas Ipda Edi.
"Kita harap agar warga juga turut serta dalam pemberantasan narkoba, laporkan kalau ada hal yang mencurigakan," tutupnya. (*)