Berita Pemkab Kutai Timur

Mengunjungi Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat, Tidak Boleh Teriak di dalam Goa Mangkuris

Ada larangan sebelum masuk ke areal goa dengan luasan 400 ha berbatasan dengan area operasional PT Sumalindo.

Editor: Amalia Husnul A
HO - HUMAS PEMKAB KUTIM/Irfan
Inilah gambar cadas di Goa Mengkuris yang terletak di kawasan kars Sangkulirang Mangkalihat sebagai kekayaan potensi pariwisata Kutim yang menjadi nominasi API 2017. 

SANGATTA - Bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Sangkulirang Rock Arts (SRA) atau Goa Telapak Tangan) di Goa Mangkuris Desa Batu Lepoq Kecamatan Karangan ada   sejumlah aturan adat yang harus ditaati sebelum masuk goa.

Saat kunjungan kerja Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar bersama isteri Wakil Ketua DPRD Kutim, Encek UR Firgasih, Sabtu (30/9/2017), Kepala Desa Batu Lepoq, Jumah menjelaskan perihal tersebut tentang tata aturan masuk ke situs cagar budaya berusia ribuan tahun tersebut.

Beberapa larangan sebelum masuk ke areal goa dengan luasan 400 ha berbatasan dengan area operasional PT Sumalindo,  yaitu seluruh pengunjung dilarang berteriak.

Menurut kearifan lokal atau mitologi setempat, jika hal ini dilanggar bisa berakibat fatal karena nanti ada teguran dari penunggu goa.

Tidak hanya itu pribadi pengunjung juga tidak boleh berbohong dan mengucapkan kata-kata kotor selama berada di goa.

Baca: Jelang Praporprov, ISSI Kutim Siapkan Diri, Kawasan Bukit Pelangi Jadi Jalur Lintasan

Baca: Diserang dan Dicakar Anjing, Bocah Ini Alami Luka yang Mengerikan di Kepalanya

Baca: Dilaporkan ke Polisi, Nikita Mirzani: Sebagai Warga Negara yang Baik Gue akan Datang!

Baca: Padahal Anak Presiden, Ternyata Biaya Hidup Kaesang Kuliah di Singapura Hemat Banget

Baca: LIVE STREAMING - Tonton di Sini, Indonesia U19 vs Kamboja U19, Bukan Cuma Soal Kalah Menang

“Saya minta seluruh rombongan bisa menaati aturan ini, mengingat kita memasuki area karst purbakala peninggalan zaman leluhur.

Sejumlah pantangan jangan dilanggar, kami mohon kerja samanya,” tegas Jumah.

Putri dari Ketua Adat Besar Dayak Basaf setempat itu menuturkan pengunjung wajib mengucapkan salam ketika memasuki lokasi goa.

Sebagai tanda masuk penghormatan kepada leluhur, setiap pengunjung diberikan gelang dan kalung yang terbuat dari akar tumbuhan yang didapatkan di sekitar pegunungan karst mangkuris. 

“Ada tanda masuk berupa gelang dan kalung berwarna cokelat yang sudah dilafal doa. Ini sebagai penangkal pengunjung tidak ditegur.

Intinya ini sebagai penghormatan izin masuk kepada leluhur,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Pemuda Peduli Potensi Pariwisata (PETA) Kutim, Udin Kate  mengatakan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika berada di dalam mulut goa yaitu untuk terus menjaga dan melestarikan keberadaan situs gambar cadas telapak tangan zaman purbakala ini dengan tidak menyentuhnya.

(advertorial/hms13)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved