Russian Railways Janji Segera Serahkan Masterplan Kereta ke Pemprov Kaltim
Hingga kini, belum ada penyelesaian terkait Masterplan Kereta Api yang akan dibangun di Kaltim melalui dana investasi murni Rusia.
SAMARINDA, TRIBUN - Meski telah merampungkan groundbreaking jalur kereta api di kawasan Maloy, Kutim pada Desember 2016 lalu, hingga kini, belum ada penyelesaian terkait Masterplan Kereta Api yang akan dibangun di Kaltim melalui dana investasi murni Rusia.
Hal ini didapatkan Tribun usai bertemu dengan Awang Faroek Gubernur Kaltim, Rabu (11/10), usai dirinya menggelar rapat tertutup dengan Direktur Russian Railways, serta PT. Kereta Api Borneo (KAB) di hari yang sama.
Sebagai informasi, pembangunan kereta api, untuk jalur utara (Kutai Karta Negara-Kutai Timur) dan selatan (Kutai Barat -Penajam Paser Utara), disebut Pemprov akan menggandeng investasi resmi melalui BUMN Rusia, yakni Russian Railways. Dalam progress di Kaltim, investor Rusia ini kemudian membentuk anak perusahaan mereka, yakni PT. KAB.
"Masterplan masih belum selesai. Menyusun masterplan itu kan harus dengan survey. Harus dengan data-data yang akurat. Hari ini mereka (Russian Railways) kami dukung dengan memberikan data-data yang akurat dari kami. Data yang ada di PU, di Bappeda, perkebunan, pertambangan, serta kehutanan, semua kami berikan. Mereka (Russian Railways) janji akan segera menyelesaikan masterplan dan akan diberikan ke kami," katanya.
Mana yang nantinya akan diprioritaskan investor dan Pemprov dalam pembangunan KA di dua jalur tersebut, disebut Awang akan lebih dahulu pada jalur untuk pengangkutan barang (batu bara dan sawit).
"Kami gunakan untuk pengakutan sumber daya alam, yakni batu bara dan CPO. Penumpang belakangan. Tetapi, PP untuk hal itu, sudah berubah. Jadi nantinya kereta api ini bisa digunakan untuk pengangkutan manusia, karena sifatnya multi purpose," kata Awang.
Disebutnya, sudah banyak perusahaan tambang dan perkebunan yang nantinya akan menggunakan kereta api dalam proses pengangkutan usaha mereka. "Banyak sekali. Tadi yang disampaikan oleh Dinas, untuk sawit dan batu bara saja, ada ratusan perusahaan," katanya.
Dengan adanya jalur KA, nantinya perusahaan batubara di Kaltim diharuskan untuk menggunakan jalur kereta api dalam proses pengangkutan. Jadi, tak akan ada lagi ponton batubara yang melintasi sungai. Hal ini akan disahkan dengan Perda yang diusulkan Pemprov
Kaltim. "Kami akan buat hal itu (Perdanya)," ujarnya.
Sementara itu, Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang, justru menyoroti langkah Gubernur yang seakan memudahkan lagkah korporasi derta investasi Rusia dalam menyedot sumber daya alam di Kaltim.
Menurutnya, agenda jalur kereta untuk penumpang, hanyalah sebagai bahan lindungan Pemprov. Padahal, justru agenda utamanya adalah untuk menyedot habis batu bara di Kaltim. "Pemprov ingin ekonomi hijau. Tetapi, ini malah memudahkan proses pengakutan batu bara melalui jalur kereta api. Jalur Kereta Api ini sama sekali tak membantu masyarakat khususnya 22 desa yang nantinya akan dilewati jalur KA. Jika jalur sudah ada, pasti perusahaan-perusahaan batu bara itu akan meningkatkan volume pengerukan mereka. Otomatis, akan banyak lagi lubang-lubang batu bara yang ada di Kaltim. Sekarang, dengan tambang batu bara yang masih melewati sungai dalam pengangkutannya saja sudah ada lebih 26 anak meninggal Bagaimana jika dimudahkan dengan jalur kereta api ? Bayangkan, tambang di Kaltim ini ada lebih 1000 tambang. Bisa dibayangkan ke depan bagaimana. Kalau kereta untuk penumpang, itu kedok saja. Buktinya, Pemprov lebih mengedepankan jalur kereta untuk angkutan, bukan untuk transportasi massal yang bisa hubungkan daerah-daerah terisolir di Kaltim," kata Rupang.
Disampaikan hal tersebut, Awang justru menyebut adanya pembangunan KA ini akan membuat ekonomi di kawasann-kawasan sekitaranya ikut berkembang.
"Angkutan ini justru untuk mempercepat kawasan industri yang ada. Anda boleh katakan itu, tetapi kan perijinan kan ditangan kami. Nanti akan kami atur yang baik. Tak ada masalah bagi saya. Sudah saya katakan, kereta api nanti juga buat penumpang. Mungkin tak dinikmati generasi saya. Tetapi, nanti dinikmati generasi-generasi anda (wartawan). Kan masih muda-muda," katanya. (anj)