Petaka Kiper Persela
Pesan Dokter Timnas di Balik Kematian Choirul Huda, Ini yang Harus Dilakukan Bila Ada Kasus Serupa!
Sebelum dilarikan ke rumah sakit, sosok berusia 38 tahun itu sempat mendapatkan pertolongan dengan alat bantu oksigen.
TRIBUNKALTIM.CO - Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia, Minggu (15/10/2017) sore.
Pemicunya adalah benturan Huda dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, dalam laga Liga 1 kontra Semen Padang di Stadion Surajaya.
Pada menit ke-44, Huda coba mengamankan gawang dari ancaman Marcel Sacramento, tetapi dadanya malah mengenai kaki dari Rodrigues.
Huda sempat bergerak, kemudian tidak sadarkan diri. Tim medis langsung melarikan sang penjaga gawang ke rumah sakit dengan ambulans.
Baca: Menyayat Hati, Reaksi Anak Bungsu Choirul Huda Ketika Tahu Sang Ayah Telah Pergi Selamanya
Baca: 10 Fakta Suku Aghori yang Ritualnya tak Masuk Akal, tak Pernah Potong Rambut Hingga Jadi Kanibal
Sebelum dilarikan ke rumah sakit, sosok berusia 38 tahun itu sempat mendapatkan pertolongan dengan alat bantu oksigen.
Kasus meninggalnya Choirul Huda menjadi sorotan Alfan Nur Asyhar.
Dokter tim nasional U-16 Indonesia pun menjelaskan tindakan pertama yang perlu dilakukan bila menghadapi kasus serupa.
Baca: Apa itu Hipoksia? Kondisi yang Sebabkan Kiper Persela Choirul Huda Meninggal Dunia
Baca: Benarkah Djarot Tidak Diundang Saksikan Prosesi Pelantikan Anies-Sandi?
Berikut uraian Alfan kepada BolaSport.com:
Nah ini yg jadi pekerjaan rumah federasi (PSSI) beserta jajaran komite medisnya untuk memantapkan apakah SOP di tingkat bawah sudah sesuai atau belum?
Pelatihan kasus emergency for sports injury mutlak harus diperlukan dan diajarkan untuk semua tingkatan mulai pemain, ofisial, dan tim medis.
Dikarenakan pengetahuan akan tindakan yang tepat dan cepat merupakan goal seorang atlet akan bisa hidup/cacat/bahkan meninggal dunia.
