Yon Koeswoyo Meninggal, Ternyata Koes Plus Pernah Punya Misi Rahasia dengan Soekarno dan Soeharto

Seputar penang­kapan Koes Bersaudara di tahun 1965, yang berbeda dengan pemahaman publik selama ini.

Istimewa

TRIBUNKALTIM.CO - Ada cerita menarik di masa lalu, seputar penang­kapan Koes Bersaudara di tahun 1965, yang berbeda dengan pemahaman publik selama ini.

“Tahun 1965 sangat mengesankan bagi Koes Bersaudara. Bukan karena kami masuk Penjara Glodok, tetapi tentang rencana pemerintah di balik itu,” kenang Mas Yok dalam sebuah perbincangan di Kompleks, Jl.Haji Nawi 72 Jakarta Selatan, 3 April 2013.

“Ya, rencana negara mengirim kami ke Malaysia untuk mengintip atau mengintai langsung apakah orang Indonesia di sana atau orang Ma­laysia antipati kepada Indonesia, karena waktu itu kita kurang sreg dengan berdirinya Malaysia yang sebelumnya bernama Malaya.”

Baca: Gadis Cantik Berhijab Ini Meninggal Saat Tadarus, Dua Kakaknya Ternyata Juga Begitu Meninggalnya

Koes Bersaudara ternyata sengaja dimasukkan ke penjara untuk memberi kesan bahwa grup musik itu tidak disukai Pemerintah Indonesia dan di­harapkan tidak dicurigai kalau dikirim untuk manggung di Ma­laysia.

Buktinya antara lain ketika Koes Bersaudara tampil di pesta di kediaman Kolonel Koesno, Jati Petamburan, Jakarta Barat.

Selain mereka, tampil juga grup perem­puan Dara Puspita dan grup band Toto Sardjan, kakak Titi Qadarsih.

Sementara pesta berlangsung meriah, entah dari mana datangnya serombongan orang berkerumun dan berteriak-teriak, “Ganyang Ne­kolim, ganyang ngak-ngik-ngok!” karena terdengar lagu-lagu The Beatles yang sudah diwanti-wanti Bung Karno agar tidak dimainkan grup musik di Tanah Air.

“Koes Bersaudara ternyata diran­cang sedemikian rupa sebagai korban karena membawakan lagu-lagu The Beatles,” sambung Mas Yok.

Baca: Ingin Memiliki Anak dengan IQ Tinggi? Peneliti Anjurkan Konsumsilah Ikan Secara Rutin

“Ketidaktahuan kami itu membuat Mas Tonny merasa dikorbankan dan melampiaskan kekecewaannya dalam album ‘To the So Called the Guilties’ yang mengisahkan berba­gai pengalaman kami di penjara.”

Ikut dalam perbincangan di sore hari itu adalah Mas Djon, putra tertua Pak Koeswoyo, yang ikut re­kaman album-album pertama Koes Bersaudara.

Sebelumnya, pada 1958 bersama Mas Tonny, Jan Mintaraga (pelukis komik), Teguh Esha (wartawan dan pengarang), dan Sophan Sophiaan (bintang film) mendirikan Teenagers Voice.

Jika tidak terjadi peristiwa G30S, Gerakan 30 September, Koes Bersaudara hampir pasti dikirim ke Malaysia melaksanakan misi rahasia negara.

Baca: VIDEO - Jasad Bocah Puspita Ditemukan 1 Km dari Tempatnya Bermain

Sumber: Intisari
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved