Pakaian Sumbangan Dipindahkan dari Tenda Posko Bantuan Kebakaran, Ini Alasannya
Bermodalkan sebuah karung, pakaian yang dipilihnya dikemas. Seperti di antaranya dia menemukan baju koko, baju gamis, dan sajadah.
Penulis: Budi Susilo |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO BALIKPAPAN - Menumpuknya sumbangan sandang dari dermawan kepada para korban kebakaran Klandasan Ulu, dikhawatirkan akan mubazir menumpuk menganggur.
Kondisinya ditangani Taruna Siaga Bencana (Tagana) Balikpapan dengan distribusikan ke gudang Tagana.
Pantauan Tribunkaltim.co pada Senin (8/1/2018), sekitar pukul 15.00 Wita, sudah sebanyak sekitar enam truk datang ke lokasi tenda penampungan korban bencana kebakaran Klandasan Ulu, di Jalan Wiluyo Puspoyudo.
Pakaian yang tertampung dalam sebuah tenda hijau, yang memuat banyak pakaian masih diburu beberapa koban kebakaran, namun sebagian juga sudah ada yang mulai diangkut ke truk besar.
Di antara pakaian sumbangan itu masih ada yang berkondisi bagus layak pakai, ada yang baru dan barang lama.
Andri Supriadi, di hari ketiga usai bencana kebakaran masih sibuk memilah-milah pakaian.
Bermodalkan sebuah karung, pakaian yang dipilihnya dikemas. Seperti di antaranya dia menemukan baju koko, baju gamis, dan sajadah.
"Bagus-bagus. Bisa buat shalat. Tidak perlu lagi beli baju shalat," tuturnya.
Sampai sejauh ini, lokasi posko sumbangan terus ramai, banyak dermawan berdatangan memberikan bantuan seperti kebutuhan sandang, pangan, dan uang.
Mengenai pakaian, Tagana Balikpapan lakukan distribusi ke gudang Tagana untuk ditampung.
Koordinator Tagana Seksi Perlindungan Korban Bencana Dinas Sosial Kota Balikpapan, Tukiyo, mengatakan tujuan distribusi supaya tidak terjadi penumpukan menggunung yang akhirnya berserakan tercerai berai berantakan.
Sumbangan pakaian tersebut ditampung di gudang agar nanti bisa tertata, dirapikan. Sewaktu-waktu kalau ada bencana lagi, di tempat berbeda bisa diberikan pakaian ke yang berhak.
"Kalau ada bencana bisa kita gunakan. Menumpuk begini nanti jadi rusak tidak ada yang sortir, merawat. Sumbangan saja ini terus mengalir tiada henti," tutur Tukiyo.
Kalau pun ada korban masih ingin membutuhkan, masih diperbolehkan mengambil.
"Masih kita bebaskan. Kalau masih ada korban yang mau mengambil, kami persilakan. Tidak dilarang," ungkap Tukiyo. (*)