Cabai Jadi Komoditas yang Persisten Sumbang Inflasi di Provinsi Ini

Di level mikro, lanjut Nur, kondisi tersebut akan mempengaruhi keputusan konsumsi, produksi, maupun invesitasi dari pelaku usaha dan individu.

Penulis: Rafan Dwinanto |
pixabay
Cabai merah 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dalam lima tahun terakhir, cabai secara secara persisten mempunyai andil terhadap inflasi di Kota Samarinda.

Hal ini membuat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltim memasukkan cabai ke dalam komoditas volatile foods yang perlu mendapat perhatian khusus.

Selain menjaga ketersediaan pasokan, Bank Indonesia (BI) Kaltim pun menginisiasi program Klaster Cabai Organik Terpadu sejak tahun 2014.

Klaster ini berlokasi di Sungai Siring, Kelurahan Lempake dan Desa Lubuk Sawah Mugirejo, Kota Samarinda. 

Baca juga:

Andik Vermansah Berikan Klarifikasi soal Surat Terbuka Persebaya Surabaya, Begini Pernyataannya

Viral soal Beda Harga di Rak dengan di Struk, Konsumen Protes Keras, Ini Penjelasan Indomaret

Heboh Bocah 4 Tahun Isap Rokok Hasil Curian, Tanggapan Kakek Neneknya Malah Tak Terduga

“Sebagai kota jasa, Kota Samarinda saat ini mengandalkan pasokan bahan makanan dari luar. Akibatnya bila ada gangguan cuaca, gangguan panen dari daerah penghasil atau hambatan transportasi, maka harga komoditas pertanian langsung melonjak tinggi,” kata Kepala BI Kaltim, Muhammad Nur, Rabu (24/1/2018).

Sekadar catatan, inflasi di Samarinda pada tahun 2015 cukup tinggi, yakni 4,24 persen (yoy), dan inflasi volatile food (kelompok bahan makanan) sebesar 8,71 persen (yoy).

“Inflasi Kaltim lebih didominasi oleh sisi penawaran dibandingkan tekanan inflasi sisi permintaan karena konsumsi masyarakat yang masih didominasi oleh konsumsi pangan,” ujar Nur.

Faktor non fundamental seperti anomali cuaca, ekonomi biaya tinggi, dan kebijakan energi pemerintah memengaruhi pencapaian inflasi terutama dari kelompok volatile food dan administered prices.

Sementara itu, merujuk Data Surplus dan Defisit Bahan Kebutuhan Pokok Provinsi Kaltim yang diterbitkan oleh Dinas Pertanian Provinsi Kaltim, 2013 produksi cabai defisit sebesar 5.342 ton dan pada tahun 2014 defisit 3.954 ton.

Baca juga:

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved