Tidak hanya Makan Sendok, Pisau, dan Paku, Jahrani Ternyata Pernah Lakukan Ini
Jauh sebelum memiliki kebiasaan makan sendok, pisau, paku, baut dan benda tak lazim lainnya, Jahrani pernah meneteskan lem
Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Sumarsono
"Dia juga tak boleh makan sejenis keripik yang keras dan susah dicerna karena ini akan membuat lambungnya nyeri," kata Jumrah.
Jahrani makan seperti biasa, cuma tidak langsung dihabiskan.
Sesekali dia berhenti, lalu dilanjut lagi makannya. Jahrani juga tidak suka minum air putih.
Ia hanya minum air gula dan teh.
"Dia suka makan apa saja, termasuk ngemil. Kadang-kadang makan 2 kali sehari," ujarnya.
Jahrani menghabiskan waktu nonton acara kesukaannya di TV, seperti musik dan berita.
Jumrah tak hanya menempuh pengobatan medis untuk kesembuhan anaknya.
Ia juga pernah memanggil kyai atau orang pintar.
"Satu ruangan ini penuh orang mengaji untuk kesembuhan Jahrani, lalu pernah juga melaksanakan shalat hajat," kata ibu dari 5 orang anak ini.
Semua cara telah ditempuhnya, tapi kebiasaan Jahrani makan benda asing masih muncul.
Ia berharap pasca operasi kemarin anaknya bisa segera pulih.
Saat ini Jumrah terus mengawasi anaknya, bergantian dengan suaminya.
Sebelum tidur, ia harus memastikan gembok pagar di tempat tidur anaknya sudah terkunci.
Jahrani sendiri mengaku tidak sadar ketika memasukkan benda asing ke dalam tenggorokannya.
"Waktu itu kepala terasa berat. Saya nggak tahu benda apa yang saya masukan ke dalam mulut. Lalu tiba-tiba tenggorokan saya sakit. Hingga saya sampai muntah darah. Saya baru sadar ketika perut saya sudah terasa nyeri dan kesakitan. Ibu saya bilang mata saya merah dan keluar air mata," ujar Jahrani.