Bertemu Pimpinan Komisi X DPR RI, Guru Balikpapan Usulkan Pembentukan Komisi Perlindungan Guru
Untuk melindungi guru, PGRI Kota Balikpapan mengusulkan adanya komisi yang secara khusus melindungi guru.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Untuk melindungi guru, PGRI Kota Balikpapan mengusulkan adanya komisi yang secara khusus melindungi guru. Hal ini seperti disampaikan Mukiran, Ketua PGRI Balikpapan kepada Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah.
"Kalau di anak ada Komisi Perlindungan Anak, apa perlu ini PGRI membuat Komisi Perlindungan guru," kata Mukiran dalam diskusi "Perlindungan Profesi", kemarin (25/3 2018) kemarin di SMPN 1 Balikpapan.
Menurut Mukiran, fenomena dalam dunia pendidikan saat ini banyak ditemukan guru-guru yang di-bully, dipukul dan berhadapan dengan hukum. Ia mendukung ada regulasi yang memberi perlindungan pada guru.
Baca: Tangani Limbad saat Pingsan, Kehadiran Dokter Patrisiea Caroline Ini Curi Perhatian, Intip Fotonya
"Guru tidak bisa dipenjarakan dalam rangka mendisiplinkan anak. Tetapi kekerasan terhadap guru masih terus berjalan", lanjut Mukiran.
Menanggapi Mukiran, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah mengatakan, pembentukan komisi untuk perlindungan guru akan dikaji lebih lanjut. Ia juga mengatakan bahwa komisi ini nantinya jangan hanya melindungi pendidik (guru), tetapi juga peserta didik.
"Komisi perlindungan guru bagus kita jajaki serius. Tetapi sebaiknya Komisi ini jangan melindungi satu pihak, tapi juga melindungi secara umum", kata Anggota DPR RI Dapil Kaltim-Kaltara ini.
Baca: Regulasi Pengurangan Insentif tak Efektif, Bupati Berau Perhatikan Cara ASN Mengakali Jam Kerja
Hetifah juga mendorong terciptanya dunia pendidikan yang bebas dari kekerasan, baik oleh guru terhadap murid maupun kekerasan yang dilakukan murid kepada guru yang akhir-akhir ini marak terjadi. Untuk itu, Hetifah meminta pendidikan dilakukan secara partisipatif.
Baca: Jadi Wakil Ketua Komisi X, Hetifah Soroti Pemerataan Pendidikan di Daerah Perbatasan
"Sebetulnya kita semua harus mulai meninggalkan tindakan fisik. Pendidikan harus yang partisipatif," pungkas Hetifah. (*)