Begini Alat Milik Bank Indonesia untuk Intervensi Langsung Inflasi
Dirwan menjelaskan, penyebab inflasi hanya permintaan dan penawaran (suply and demand).
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUN KALTIM.CO, SAMARINDA - Pengendalian inflasi menjadi salah satu fokus Bank Indonesia (BI). Pertanyaan seputar inflasi juga menjadi topik yang banyak didiskusikan dalam Pelatihan Wartawan yang digelar Kantor Perwakilan BI Kaltim, Rabu (28/3/2018).
Dirwanta Firsta, Asisten Manajer Fungsi Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan KPw BI Kaltim menjelaskan, pengendalian inflasi wajib melibatkan banyak instansi di pemerintah.
"Karena komponen inflasi itu bahan makanan, terus harga BBM, tiket pesawat dan lainnya. Dan harga itu yang menentukannya instansi lain, bukan BI," kata Dirwan.
Baca: Purnawirawan Usulkan Saat Pensiun Seharusnya Otomatis Jadi Anggota Pepapbri
Dirwan menjelaskan, penyebab inflasi hanya permintaan dan penawaran (suply and demand).
Saat permintaan atau belanja masyarakat tinggi, harga dipastikan meningkat.
Begitu pula saat penawaran banyak, harga dipastikan menurun.
Satu-satunya alat yang dimiliki BI untuk mengintervensi inflasi adalah Suku Bunga Acuan (SBA).
Saat ini, SBA berada dikisaran 4,5 persen.
Baca: Pilih Dejan Antonic, Begini Alasan Nabil Husein
"Kalau kita ingin intervensi inflasi, ya kita naikkan SBA-nya. Jadi, bunga kredit tinggi, bunga deposito juga tinggi. Sehingga, masyarakat jadi malas belanja, pilih deposito saja karena untungnya tinggi," jelas Dirwan.
Baca: Kapolri Terharu Saat Bertemu Personel di Kaltim
Begitu pula saat BI ingin menggairahkan lagi perputaran perekonomian, SBA diturunkan.
"Jadi masyarakat belanja lagi, kredit lagi, karena bunganya murah," ujar Dirwan. (*)