Sambil Menunggu Pembangunan BTS, Bupati Berau Minta Aparatur Kampung Beli Penguat Sinyal

Bupati Berau Muharram mengatakan, di era digital seperti sekarang, masyarakat harus melek teknologi.

Tribun Kaltim/Geafry Necolsen
Di setiap kecamatan sudah ada BTS, namun beberapa kampung masih kesulitan menjangkau sinyal seluler. Solusinya, aparatur kampung diminta melakukan pengadaan alat penguat sinyal melalui Alokasi Dana Kampung. 

TRIBUNKALTIM.CO – Jaringan komunikasi, menjadi persoalan yang terus menerus muncul ke permukaan dalam setiap kali pemerintah melakukan pertemuan dengan warga di tempat-tempat terpencil.

Warga di pedalaman dan tempat terpencil selalu mengeluhkan sulitnya melakukan komunikasi, dengan anggota keluarga di tempat lain, maupun berkomunikasi untuk keperluan lainnya. Beberapa wilayah di Kabupaten Berau memang masih belum terjangkau sinyal seluler, khususnya yang berada di daerah pedalaman dan pesisir.

Baca: Bikin Iri Cewek Tulen, Inilah 10 Transgender Paling Cantik di Thailand, Cantiknya Kebangetan!

Untuk mengatasi persoalan ini, Bupati Berau Muharram mengatakan, di era digital seperti sekarang, masyarakat harus melek teknologi.

Dimana seluruh informasi yang diperlukan bisa diproleh dengan mudah melalui jaringan internet. Selain itu, kemudahan dalam koordinasi antar pemerintah kampung dengan kabupaten pun akan lebih cepat terjangkau.

Apalagi, sejumlah layanan pemerintah kini juga memanfaatkan jaringan internet. Muharram mengakui, masih banyak kampung yang tidak terjangkau jaringan telekomunikasi. Usulan pun telah disampaikan pemerintah kampung untuk mengatasi persoalan ini.

Baca: Suami Dian Satro Mangkir dari Panggilan KPK, Sang Istri Sibuk Lakukan Ini

“Mungkin ini solusi sementara, sambil menunggu pembangunan BTS, kita bisa memasang alat penguat sinyal,” ujarnya, Rabu (28/3/2018). Menurut Muharram, beberapa kampung saat ini telah menggunakan alat penguat sinyal.

Alat penguat sinyal ini, kata dia, tidak membutuhkan biaya terlalu besar dan dari segi fisik, alat yang digunakan juga berukuran kecil. Muharram meminta instansi terkait, Khususnya Dinas Komunikasi dan Informatika segera berkoordinasi dengan pemerintah kampung.

Pengadaan alat penguat sinyal ini, bisa menggunakan Alokasi Dana kampung (ADK). Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Susila Harjaka menyampaikan, pihaknya terus berupaya dalam mengurangi area blank spot.

Baca: Pria Tak Dikenal Tiba-tiba Memeluk Koruptor Cantik Ini Saat Digiring ke Mobil Tahanan, Siapa Dia?

Sehingga, teknologi yang saat ini maju bisa dirasakan juga oleh masyarakat yang berada di pedalaman. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengajukan pembangunan Base Transceiver Station (BTS).

“Kami juga sudah menyampaikan usulan ke Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) untuk dibangunkan BTS mini di 11 titik,” ujarnya.

Dari data yang dihimpun Diskominfo di lapangan, sebanyak 37 titik yang saat ini masuk dalam area blank spot. Susila Harjaka menjelaskan, pemerintah daerah berupaya mengurangi satu per satu titik-titik ini hingga akhirnya seluruh daerah bisa terjangkau jaringan.

Baca: Pria Tak Dikenal Tiba-tiba Memeluk Koruptor Cantik Ini Saat Digiring ke Mobil Tahanan, Siapa Dia?

“Kalau yang ada sinyal (seluler) tapi sering hilang, ada 29 titik. Mungkin daerah ini dulu yang akan kita benahi dengan penguat sinyal sambil menunggu pembangunan BTS dari pemerintah pusat. Karena pembangunan BTS ini tidak mudah, banyak kajian yang perlu dilakukan terutama dari penyedia jasa komunikasi,” tandasnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved