Jelang Perempatfinal Madrid vs Juventus, Laga Penuh Tekanan untuk Zidane

Jelang laga kontra Juventus di leg pertama perempatfinal Liga Champions Rabu (4/4), pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane bersuara

Editor: Sumarsono
JAVIER SORIANO / AFP
Reaksi Zinedine Zidane dalam partai Real Madrid lawan Leganes pada ajang Copa del Rey di Santiago Bernabeu, Madrid, 24 Januari 2018. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sepekan sebelum laga kontra Juventus di leg pertama perempatfinal Liga Champions Rabu (4/4), pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane sudah menyuarakan keinginannya untuk bertahan di Santiago Bernabeu musim depan.

Namun, keinginan Zidane itu sepertinya hanya akan dipenuhi oleh para petinggi Los Blancos jika ia berhasil membawa timnya mempertahankan trofi juara Liga Champions musim ini.

Dan itu sebuah tugas yang sangat sulit. Liga Champions memang menjadi satu-satunya trofi tersisa yang masih bisa diburu Zidane, setelah skuatnya tersingkir dari Copa del Rey, dan kini tertinggal 13 poin dari Barcelona di perebutan juara La Liga.

Baca: Tumbangkan Madura United, PS Tira Raih 3 Poin Pertama

Namun pasukan Los Blancos datang ke Turin dengan optimisme tinggi. Performa mereka memang sedang menanjak, dengan memborong sepuluh kemenangan dari sebelas laga terakhir.

Yang menjadi korban mereka adalah Paris Saint Germain di Liga Champions. Sedang di La Liga, mereka kini cuma terpaut empat poin dari Atletico Madrid di peringkat dua.

Dari kurun waktu tersebut, El Real mengumpulkan 36 gol, atau-rata mencetak tiga gol di setiap laga.

Karenanya, penyerang Lukas Vazquez menyebut mereka dalam momen bagus saat datang ke Turin. "Kami dalam performa terbaik, mencetak banyak gol, dan terus menang. Ini membuat kami sangat percaya diri," katanya.

Bagi Zidane sendiri, ini akan jadi kali pertama dirinya kembali ke Turin dalam kapasitas sebagai pelatih.

Ia terakhir datang ke sana sebagai pemain pada Maret 2005 saat Real kalah 0-2 dari Juventus di 16 besar Liga Champions 2005.

Baca: Derby Mahakam Berbau Kontroversi? Netizen Serbu Akun Instagram Liga 1

13 tahun berlalu, dan telah banyak terjadi perubahan. Di kubu Juventus, hanya tersisa seorang Gianluigi Buffon dari skuat mereka di musim 2005 lalu.

Di kubu Madrid, Zidane telah berganti profesi menjadi pelatih dengan predikat mentereng. Tangan dingin Zidane pula yang membuat Madrid sukses menghancurkan Juventus 4-1 pada final Liga Champions musim lalu.

Bagi Juventus, laga ini menjadi kesempatan mereka untuk balas dendam atas kekalahan telak di final musim lalu.

Selama tiga musim, mereka berhasil memenangi Coppa Italia, dan Serie A. Tapi mereka tak berjodoh di Liga Champions. Dari dua kali final, dua kali pula tim Nyonya Tua kalah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved