Kumpulkan Uang untuk Calon Jamaah Mengadu Gagal Berangkat
"(Tapi) untuk mempertanggungjawabkan ini kepada jemaah kami, kami tidak bisa memberi jawaban yang pasti," tegasnya.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Para jemaah agen umrah First Travel yang batal diberangkatkan mengadu ke Fraksi PDI Perjuangan DPR RI terkait apa yang mereka alami dan kelanjutan dari penanganan kasus tersebut.
Seorang ibu mengaku membawahi sekira 350 jemaah First Travel, ia mengadukan ketidakjelasan nasib ratusan jemaah yang belum juga diberangkatkan oleh travel umrah itu.
Ibu tersebut menyampaikan curahan hatinya kepada Fraksi PDIP, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/4).
"Kami membawahi jamaah sekitar 350 jamaah, yang sudah berangkat ada 160 jamaah," ujar ibu yang menjelaskan apa yang ia dan para korban lainnya alami di hadapan perwakilan Fraksi PDIP.
Wanita berhijab itu pun mengaku setelah mendengar ada yang tidak beres dengan travel umroh First Travel, ia pun bersama sejumlah rekannya yang membawahi jamaah lainnya mencoba untuk meminta pertanggungjawaban.
"Setelah kejadian ini kita tidak tinggal diam," jelasnya. Ia pun terus menjelaskan bahwa dirinya bingung untuk memberikan pengertian kepada ratusan jemaahnya karena tidak ada kepastian dari travel umrah yang dikelola oleh desainer Anisa Hasibuan itu.
"(Tapi) untuk mempertanggungjawabkan ini kepada jemaah kami, kami tidak bisa memberi jawaban yang pasti," tegasnya.
Ia sempat menyampaikan bahwa dirinya dan beberapa teman lainnya 'serasa' ingin patungan untuk memberangkatkan para jemaah. Hal itu lantaran para jemaah masih terus bertanya terkait nasib keberangkatan mereka.
"(Mereka) selalu bertanya-tanya, seperti apa?," katanya. Sementara itu Anggota Komisi VIII DPR Fraksi PDIP Alfia Reziani mengaku fraksinya akan mendorong agar pendekatan penyelesaian kasus First travel mendahulukan kepentingan jemaah.
Selain penegakan hukum, uang-uang calon jemaah atau keberangkatan calon jemaah diutamakan.
"Kita akan mengkomunikasikan kembali dengan kementerian Agama. Saya akan mempertanyakan pada kementerian agama, karena saya tahu, kementerian agama serius dalam hal ini," katanya.
Alfia mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan apa yang menimpa calon jemaah. Terutama usaha keras mereka dalam mengumpulkan uang untuk umrah, namun uang tersebut kemudian digelapkan.
"Kita sudah dengar langsung, ada yang mengumpulkan 10 ribu, 20 ribu, sangat miris, ini ada unsur kesengajaan. Kami akan berusaha sekuat tenaga memperjuangkan hak ibu-ibu," katanya. (*)