Mahasiswa Bertopeng Jokowi Bagikan Uang Receh dalam Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Solo
aksi teatrikal dengan seseorang bertopeng Presiden Jokowi menyebarkan uang receh pecahan 200 rupiah ke jalanan.
TRIBUNKALTIM.CO, SOLO - Massa dari mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM di depan Balai Kota Solo, Senin (2/4/2018).
Dalam aksi tersebut diwarnai dengan aksi teatrikal dengan seseorang bertopeng Presiden Jokowi menyebarkan uang receh pecahan 200 rupiah ke jalanan.
Uang tersebut kemudian dipunguti oleh beberapa orang yang bertopeng Dirut Pertamina.
"Kami mempertanyakan kenapa pemerintah menaikkan harga Pertalite secara diam-diam dan juga hilangnya premium dari peredaran," kata Staf Jaringan Aksi dan Propaganda BEM UNS Solo, Bagus Adrianto, saat aksi, Senin (2/4/2018).
Ia menyampaikan, PT Pertamina kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi.
"Per 24 Maret 2018, harga Pertalite naik Rp 200 per liter, jadi sejak Januari 2018 Pertamina telah menaikkan harga Pertalite sebanyak dua kali," katanya.
Pada 20 Januari 2018, Pertamina menaikkan harga Pertalite sebesar Rp 100 per liter menjadi Rp 7.600 per liter.
Maka dari itu, kata Bagus, kenaikan harga pada Maret 2018 ini merupakan kenaikan yang kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir.
"Kami ingin pemerintah lebih transparan, ada apa dengan kenaikan ini," kata Bagus.
"Kemudian negara harus mewujudkan kedaulatan energi dan mengembalikan BBM bersubsidi di pasaran," pintanya.
Selain aksi teatrikal, peserta aksi juga membawa sejumlah poster berisi penolakan atas kenaikan BBM.
[Imam Saputro]
Artikel ini telah tayang Tribun Solo dengan tautan: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM