Berita Video

TNI Manunggal Membangun Desa, Begini Keakraban Warga dan Personel Satgas ke-101 di Tanah Grogot

Selama itu pulalah, Satgas TMMD banyak berinteraksi dengan masyarakat. Termasuk di antaranya urusan lokasi menginap dan makan.

Editor: Amalia Husnul A
Tribun Kaltim/Sarassani
Bupati Paser H Yusriansyah Syarkawie menyerahkan peralatan kerja kepada Anggota Satgas TMMD menandai dimulainya TMMD Ke-101 di Lapangan Bola Desa Suliliran, Rabu (4/4/2018) 

Laporan wartawan Tribun Kaltim Sarassani

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER – Tak terasa sudah 11 hari TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-101 Kodim 0904/Tng berlangsung, terhitung sejak dibukanya TMMD Ke-101 di Desa Suliliran, Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, tanggal 4 April lalu.

Dalam 30 hari, Satgas TMMD Ke-101 harus menyelesaikan pembangunan badan jalan sepanjang 4 Km, lengkap dengan jembatan dan gorong-gorong. Poskamling dan rumah layak huni. Selama itu pula, Satgas TMMD Ke-101 berada di Desa Suliliran dan Desa Laburan.

Selama itu pulalah, Satgas TMMD banyak berinteraksi dengan masyarakat. Termasuk di antaranya urusan lokasi menginap dan makan.

Baca: Castro: ‎Jangan Persempit, Satgas Saber Pungli Harus Kembangkan Wilayah OTT

Baca: Persiba Perkenalkan 28 Pemain dan Jersey Baru, Ini Wujudnya

Salah satunya adalah Slamet yang rumahnya menjadi tempat menginap.

Bekerja sebagai petani, Slamet mengaku dapat manfaat tambahan program TMMD. Selain membantu pembangunan infrastruktur desa, Ibu-Ibu Desa Suliliran mendapat penghasilan dari menyiapkan makan.

“Istri saya yang beli bahannya, memasaknya dibantu tetangga. Ada anggarannya, jadi bisa menjadi penghasilan tambahan untuk ibu-ibu di sini.

Baca: Inilah Kutipan Percakapan Pilot dan Petugas ATC Usai Pesawat Southwest Alami Insiden Mesin Meledak

Baca: OTT Kepala Unit Pasar Merdeka, Polisi Temukan Bungkusan Plastik Berisi Uang Rp 10 Juta

Iya, infrastruktur desa dibantu, kami juga bisa merasakan langsung dampak ekonominya, belum termasuk menambah saudara,” kata Slamet senang.

“Yang di sebelah (samping rumah lama) belum kami tempati, belum selesai lantainya masih semen cor. Karena tidak kami pakai, jadi mereka tempati,” kata Slamet, Minggu (15/4/2018).

Rumah lama yang sekarang ia tempati, lanjut Slamet, adalah bangunan asli program transmigrasi tahun 1982, cuma ditambah teras depan dan menambah sedikit luasan dapur.

Baca: Teluk Balikpapan masih Tercemar Zat Berbahaya, Warga Dimbau tak Berenang

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved