Heboh Penyakit Aneh Menyerang Warga Sebabkan Anak jadi Kerdil

Setiap sebulan sekali kami disuruh ke posyandu. Nah, waktu itu petugas di sana bilang anak saya kok kurus kali. Kayak kena gizi buruk gitu.

Tribun Medan
Anak dengan Kondisi Stunting di Kabupaten Langkat 

TRIBUNKALTIM.CO, MEDAN -Heboh adanya penyakit misterius menjadi kekhawatiran warga. Sebab munculnya "penyakit aneh" yang diberi nama stunting ternyata tidak diketahui banyak kalangan masyarakat.

Bahkan, penyakit yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi ketika ibu hamil ini yang menyebabkan sang anak bertubuh kerdil belum terlalu familiar di telinga masyarakat.
Ibu-ibu yang mengetahui anaknya mengalami stunting seolah tak percaya. Sebab, tidak ada tanda-tanda bahwa sang anak menderita sakit apapun.

"Anak saya sehat kok. Gak ada sakit apa-apa. Makanya saya heran, kenapa anak saya dibilang sakit. Kata pihak posyandu dua bulan lalu, anak saya stunting. Saya pun baru dengar dan nggak tahu apa itu stunting," kata Ngatiem, warga Dusun IV Mulia, Desa Padang Tualang,  Kecamatan Padang Tualang, Langkat, pekan lalu.

Kata Ngatiem, anaknya yang bernama Wahyu Firmansyah usia 4,5 tahun sangat sehat. Bahkan, keceriaan dan kegembiraan yang tergambar oleh ibu-ibu ketika melihat anaknya bermain dengan anak-anak seusianya.

Menurutnya, kondisi tubuh kerdil yang dialami anaknya karena faktor keturunan.

"Ya, namanya juga bapak dan ibunya pendek. Maklum lah anaknya juga jadi pendek. Kalau anak kami badannya tinggi, baru lah kami heran," ujarnya.

Untuk ciri-ciri bayi yang baru lahir terkena stunting, panjangnya kurang dari 46 cm dan beratnya di bawah 2,5 kg. Sementara untuk anak usia 2 tahun, tinggi badannya di bawah 81,7 sampai 93,9 cm dan berat badannya di bawah 9,7- 15,3 kg.

Tidak Semua Tahu
Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. Padahal, menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan kelima jumlah anak dengan kondisi stunting.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya, hal ini karena asupan makan tidak sesuai kebutuhan gizi.

Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Akibatnya, tumbuh tinggi anak lebih pendek/lambat dibandingkan teman-teman seusianya.

Stunting tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah dengan jumlah mencapai 16,9 persen dan terendah ada di Sumatera Utara dengan 7,2 persen.

Di Sumut, 10 desa dari delapan kecamatan yang tersebar di Kabupaten Langkat masuk kategori stunting.
Salah satunya berada di Kecamatan Padang Tualang, tepatnya di Desa Padang Tualang.

Reportase Harian Tribun Medan/Tribun Medan.com, warga di Desa Padang Tualang dibuat khawatir dengan stunting. Sebab, pemahaman warga mengenai stunting adalah gizi buruk. Seperti penuturan warga Desa Padang Tualang, Dusun IV Mulia, Suriani (34).

Ia sempat kaget ketika mendengar penjelasan dari pihak posyandu menyebut anaknya Alia Putri (2) mengalami gejala stunting. Sepengetahuannya, dari perbincangan ibu-ibu rumah tangga di dusun itu, stunting adalah masalah gizi buruk terhadap anak karena kurangnya asupan gizi.

"Setiap sebulan sekali kami disuruh ke posyandu. Nah, waktu itu petugas di sana bilang anak saya kok kurus kali. Kayak kena gizi buruk gitu. Saya kaget dan khawatir, kenapa anak saya kena gizi buruk," kata Suriana ketika berbincang di rumahnya, belum lama ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved