Buntut Meroketnya Harga Ayam, Satgas Pangan Polda Kaltim Panggil Pelaku Usaha
Selain ayam, daging sapi, juga salah satu komoditi yang terus dipantau selama Ramadan dan jelang idul Fitri nanti.
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co Nalendro Priambodo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Satgas Pangan Polda Kaltim, Senin depan berencana memanggil sejumlah pihak, utamanya pelaku usaha ayam potong. Ini menyusul kenaikan harga ayam di beberapa tempat yang menyentuh Rp 60 ribu.
"Kita panggil, koordinasi, supaya jangan seenaknya naikkan harga, apalagi menyambut idul Fitri, supaya stabil dan tak naik," ujar AKBP Seber Kombong, Kasubdit Satu Induksi Dirkrimsus Polda Kaltim, juga sebagai Katindak Satgas Pangan Polda Kaltim, Sabtu (26/5/2018).
Selain ayam, daging sapi, juga salah satu komoditi yang terus dipantau selama Ramadan dan jelang idul Fitri nanti.
Koordinasi bersama dinas Peternakan Kaltim, menunjukan harga daging sapi beku masih sesuai HET Rp 80 ribu, dan daging sapi segar Rp 120 ribu.
"Wilayah Kaltim daging sapi beku masih stabil masih sesuai HET, dari kabupaten dan kota Balikpapan, harga masih normal belum ada kenaikan," ujarnya.
Menurutnya, kenaikan harga komoditas pokok saat Ramadan dan Idul Fitri, termasuk daging sapi, lumrah. S
Baca juga:
Via Facebook, Menkeu Sri Mulyani Umumkan Pegawai Honorer Juga Dapat THR
Sahrul Gunawan Mengaku Sedih Jalani Momen Ramadhan Tahun Ini, Ternyata Ini Pangkalnya
Jelang Duel Penentuan, Mohamed Salah Sebut Zinedine Zidane adalah Pahlawan Masa Kecilnya
Sebulan Viral, Petinggi PKS Tunjukkan Bukti Gerakan #2019GantiPresiden Galang Banyak Pendukung
ebab, mekanisme pasar yang berlaku, permintaan banyak sedangkan persediaan terbatas. Ia meyakini, harga stabil beberapa minggu paska Lebaran.
Pun begitu, pihaknya terus memantau agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan momentum ini. Apalagi, laporan dari dinas peternakan provinsi harga daging untuk ramadan dan idul Fitri diprediksi cukup.
Diketahui, ada banyak faktor penyebab harga ayam boiler di pasar tradisional meroket akhir-akhir ini, mulai dari penyakit, ketersediaan benih ayam yang menipis paska pemusnahan indukan ayam, tidak diperbolehkannya pemberian vaksin yang membuat pertumbuhan ayam lebih lambat, sehingga menambah ongkos produksi ayam, sampai panjangnya rantai distribusi ayam di pasar tradisional. (*)