Pakar Herpetologi LIPI Ungkap Fakta soal Ular Piton yang Menelan Bulat 2 Korban di Sulawesi
Wa Tiba sebelumnya hendak melihat kebun jagungnya yang kerap dirusak babi hutan.
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus ular piton (Pythonidae) atau ular sawah atau sanca kembang kembali menghebohkan warga.
Diketahui, seorang wanita bernama Wa Tiba (54) dikabarkan hilang sehari sebelum akhirnya ditemukan secara utuh dalam perut ular piton yang dibelah, Jumat (15/6/2018).
Sebelumnya, Minggu (26/3/2017), petani sawit, Akbar (27) tewas dimangsa piton di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Hingga akhirnya Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy memberikan fakta-fakta terkait ular tersebut.
1. Jenis Sanca Batik
Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengatakan, ular sanca batik memiliki nama latin Phyton reticulatus.
Menurut Amir, masyarakat di Indonesia dan Malaysia sering menggunakan kata sanca untuk menyebut ular jenis piton tersebut.
" Ular yang memangsa seorang perempuan di Sulawesi beberapa waktu lalu merupakan jenis sanca batik," kata Amir saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/6/2018).
2. Terpanjang di Dunia
Amir menjelaskan, panjang ular sanca batik dapat mencapai 10 meter dan menjadi yang terpanjang di dunia. Ukuran ini melebihi panjang ular Anaconda dari sungai Amazon.
"Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan. Mangsanya juga mamalia besar seperti babi hutan. Hal ini membuat ukuran piton di Sulawesi berbeda dengan piton di Sumatera, karena masih ada predator lainnya seperti harimau," jelas Amir.
"Apabila di penangkaran panjang ular piton bisa mencapai 10 meter, kalau di alam liar panjangnya mencapai 7 meter," tambah Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI tersebut.
Baca juga:
Diduga Terkena Ledakan Ponsel saat Diisi Daya, Pimpinan Cradle Fund Tewas di Kamarnya
Hilang Sejak Kemarin Sore, RW Ditemukan Sudah Tak Bernyawa di Bibir Pantai