Pemkot Balikpapan Minta Supermarket Beri Diskon kepada Warga yang Bawa Kantong Belanjaan Sendiri

Makanya kalau bisa ada diskon buat warga yang menggunakan tas ramah lingkungan atau tas dari kain

Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim/Fachmi Rachman
Kantong belanja daur ulang di supermarket 

TRIBUNKALTIM.CO - Demi mengsukseskan Perwali Nomor 8 tahun 2018 terkait penggurangan penggunaan ssmpah plastik, Pemkot Balikpapan meminta kepada retail dan supermarket memberikan diskon untuk warga yang sudah membawa paper bag atau tas ramah lingkungan dari rumah sendiri.

Hal tersebut diungkapkan Plt Asisten II Bagian Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Balikpapan Dyah Muryani kepada TribunKaltim.co,  Jumat (6/7/2018).

"Jadi masyarakatnya belum ngeh lah atau belum terbiasa kecuali yang sudah paham. Makanya kalau bisa ada diskon buat warga yang menggunakan tas ramah lingkungan atau tas dari kain agar orang tertarik. Sehingga masyarakat lebih peduli," ujar Dyah.

Baca: Bocah Ini Mengaku Bersalah Suka Kencing dalam Lift, Dia Bersedia Membersihkan Lift Selama Sebulan

Menurutnya itu hanya saran, kgar warga dan orang yang sudah bawa tas kain diberikan diskon, supaya menarik mereka untuk tidak mengunakan plastik lagi. 

"Kalau di supermarket sasaran utama. Setelah itu pasar tradisional berikutnya,karena kita harus menggantikan untuk zona basah seperti ikan dan daging," katanya.

Disampaikan Dyah diskon yang diberikan tidak perlu banyak-banyak, sekitar 5 persen sudah cukup membuat para ibu-ibu senang.

"Pemkot sudah sosialisasi ke masyarakat? kalau minggu kemaren sebelum lebaran sudah sosialisasi ke supermarket. Kedepan rencana ke pasar dan warung biasa," katanya

Baca: Ini 6 Alternatif Pengganti Sedotan Plastik yang Ramah Lingkungan, Berminat Coba?

Untuk supermarketnya ada sekitar 30 supermarket. Setelah itu anti sasaran lanjut ke minimarket.

"Diharapkan dengan begini efektif karena sampai berapa persen mengurangi sampah plastik," ungkapnya.

Dyah juga meminta agar warga selalu memilah sampah bahas dan sampah kering, karena kebanyakkan sampah yang ada itu tidak dipilah.

"Seharusnya dari sampah rumah tangga dipilah. sumbernya dari pedagangan artinya pedagang harus terus diberikan sosialisasi," kata Dyah.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved