RM Tahu Sumedang Tutup Lagi, Pengelola Mohon Belas Kasihan Gubernur

“Sudah sepi. Mudah-mudahan pengelola bisa selesaikan perizinan secepatnya. Itu yang kami harapkan ada kejelasan,” ucapnya.

TRIBUN KALTIM / ANJAS PRATAMA
Kondisi RM Tahu Sumedang yang kembali tutup per hari Senin (9/7). Pengelola RM saat ini sedang berada di Bogor untuk menyelesaikan persyaratan. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim Anjas Pratama

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Setelah sempat beroperasi selama 3 hari, sesuai izin Gubernur, Jumat-Sabtu-Minggu, Rumah Makan (RM) Tahu Sumedang kembali tutup per hari ini, Senin (9/7/2018).

Tutupnya RM Tahu Sumedang ini, sekaligus juga pemenuhan janji mereka kepada pemerintah yang meminta ditutup karena belum miliki izin operasional.

Pantauan Tribun di lokasi, tak ada lagi penuhnya kendaraan roda empat yang parkir memenuhi kawasan Samboja KM 51 tersebut.

Pun demikian dengan karyawan-karyawan di lokasi hingga konsumen yang biasa mampir ketika melintasi RM Tahu Sumedang.

“Iya sesuai yang diminta. Kami penuhi janji. Ini buat saya bersedih lagi. Tutup lagi. Bingung. Aduh,” ucap Nanang, pengelola RM Tahu Sumedang, Senin (9/7/2018).

Saat ini, Nana sedang persiapkan pengurusan izin ke KSDAE Bogor, sesuai arahan dari Kepala UPTD Tahura Bukit Soeharto, Bogor.

Baca juga:

Bom Militer Perang Dunia II Kembali Ditemukan di Balikpapan, Begini Wujudnya

Wakil Sekjen Demokrat Sebut Rayuan Koalisi Kubu Pemerintah Semata untuk Kekuasaan

Tetap Nyabu Dalam Kondisi Hamil, Pengedar Ini Terancam Melahirkan di Penjara

Balai KIPM Balikpapan Melarang 152 Jenis Ikan Invasif Beredar di Kaltim, Begini Alasannya

“Ini saya sedang di Bogor. Tadi pagi berangkat. Ada pendampingan juga dari UPTD Tahura, 2 orang yang ikut damping. Jadi kami bertiga mohon kepastiannya seperti apa. Esok rencananya saya temui KSDAE Bogor untuk pemberitahuan adanya forum serta untuk minta izin agar bisa dapat surat operasional sementara,” ucap Nanang.

Disebutnya, ia hanya lakukan apa-apa saja yang diminta.

“Kami hanya lakukan jalan yang terbaik saja. Kami juga minta belas kasihan Gubernur, ketika misalnya dari KSDAE pertimbangkan tak boleh karena alasan macet. Kuncinya di Pak Gubernur saja. Kami kan bingung kalau tutup terus. Barang-barang sudah siap, tetapi tak bisa kerja. Saya melangkah saja seperti melayang-layang begini. Tak ada ketentuan. Bukan masalah rugi juga, tetapi karyawan saya tak kerja, penduduk sekitar juga tak kerja,” ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved