Ini Alasan Dishub Berau Larang Speedboat Beroperasi Malam Hari

Ada ratusan speedboat yang dioperasikan oleh masyarakat setempat dan pengelola resort untuk melayani wisatawan.

TRIBUN KALTIM/GEAFRY NECOLSEN
Pengguna jasa transportasi air, juga diharapkan ikut meningkatkan kesadaran terhadap keselamatan. Salah satunya dengan memastikan operator menyediakan alat-alat keselamatan untuk penumpang. 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Banyaknya kasus kecelakaan transportasi air di berbagai daerah, menjadi pelajaran bagi Dinas Perhubungan (Dishub) Berau untuk melakukan antisipasi.

Pasalnya, lalul lintas transportasi air di Kabupaten Berau cukup tinggi, terutama di tempat-tempat wisata bahari, seperti Tanjung Batu, Pulau Derawan, Maratua hingga Kecamatan Bidukbiduk.

Ada ratusan speedboat yang dioperasikan oleh masyarakat setempat dan pengelola resort untuk melayani wisatawan.

Kepala Dishub Berau, Abduurrahman menegaskan, pemilik maupun operator speedboat, longboat, maupun kapal kelotok atau kapal tradisional yang digunakan untuk angkutan orang, harus memperhatikan faktor keselamatan.

Baca: Tik Tok Kembali Dibuka, Ini Syarat Kominfo yang Bikin Bowo Alpenliebe Tak Bisa Main

“Mereka harus menyediakan life jacket (pelampung), alat komunikasi dan sebagainya,” tegas Abdurrahman, ditemui di Mapolres Berau, usai menghadiri HUT Bhayangkara, Rabu (11/7/2018).

“Sebelum semua penumpang menggunakan life jacket, speedboat dilarang berangkat,” tegasnya.

Selain itu, dirinya menegaskan, speedboat, longboat dan kapal kelotok dilarang membawa penumpang pada malam hari.

Sebab, hampir seluruh alat transportasi tersebut sangat minim penerangan.

“Sagat berisiko menabrak karang, terkena badai atau ombak besar,” ujarnya.

Menurutnya, menyeberangkan wisatawan ke pulau-pulau pada malam hari, sangat rawan.

Jika terjadi sesuatu, akan menyulitkan proses pencarian dan evakuasi.

Tidak hanya itu, setiap pemilik atau operator transportasi air, diimbau untuk menyiapkan suku cadang mesin, bahkan jika memungkinkan membawa mesin cadangan. Karena dalam beberapa kasus, terjadi kerusakan mesin sehingga terombang-ambing di tengah laut dan sulit mendapat pertolongan karena tidak terjangkau sinyal seluler.

Baca: Lamar Hailey Baldwin Tanggal 7 Bulan 7, Ini Maknanya Menurut Justin Bieber

Karena itu, alat komunikasi cadangan, seperti radio komunikasi, kata Abdurrahman juga sangat penting.

“Radio komunikasi itu termasuk alat keselamatan yang vital untuk transportasi air,” tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved