Jun Kamei Bikin Desain Baju Tiga Dimensi yang Memungkinkan Manusia Bernapas dalam Air

Jun Kamei membuat desaian baju tiga dimensi, yang memberikan kemungkinan manusia bisa bernapas di dalam air.

newatlas.com
Jun Kamei membuat desain baju tiga dimensi yang memungkinkan manusia kelak bisa bernapas lebih lama di dalam air. 

TRIBUNKALTIM.CO, LONDON-- Berawal dari pertanyaan ‘jika menjadi superhero, kekuatan apa yang ingin Anda miliki?’, seorang pelajar dari Royal College of Art, London, Inggris, membuat desain tiga dimensi pakaian amfibi untuk membantu manusia bernafas di dalam air. Jun Kamei adalah pelajar tersebut.

Dia membuat desain alat yang disebut Amphibio.  Dilansir dari IFL Science, Sabtu (18/08/2018), Kamei juga dikenal sebagai perancang biomimikri.

Tak hanya itu, dia merupakan ilmuwan material yang tertarik dan terinspirasi membuat rancangan tersembunyi dari alam. Tujuannya tak lain agar manusia bisa hidup sangat dekat dengan air.

Apalagi, diperkirakan tahun 2100 suhu Bumi akan meningkat sebesar 3.2 derajat celcius.

Jun Kamaei mengenakan desain pakaian untuk membantu manusia agar dapat bernapas di dalam air dalam waktu cukup lama.
Jun Kamaei mengenakan desain pakaian untuk membantu manusia agar dapat bernapas di dalam air dalam waktu cukup lama. (newatalas.com)

Ini berarti akan membuat naiknya tinggi permukaan laut.

Bisa jadi, peningkatan tinggi permukaan air itu akan menjadi ancaman bagi masyarakat pesisir.

Peristiwa ini berpotensi memberi dampak pada 2 miliar orang atau 26 persen populasi manusia di Bumi.

Rancangan yang Kamei ciptakan menggunakan hidrofobik berpori yang dirancang khusus agar dapat mengisi ulang oksigen di dalam air dan melepaskan karbon dioksida. Ide ini terinspirasi oleh serangga-serangga air yang dapat membuat aqualung (semacam tabung oksigen alami) saat menyelam.

Jun Kamei seolah berenang di sebuah kathedral yang tergenang air.
Jun Kamei seolah berenang di sebuah kathedral yang tergenang air. (Jun Kamei/Kathryn Strudwick)

Mereka menciptakan gelembung pelindung udara di sekitar tubuh dan memanfaatkan kulitnya yang membuang air.

"Sistem ini tertutup rapat dengan katup udara satu arah, sehingga satu-satunya cara oksigen dapat diisi ulang di insang adalah melalui membran dari air di sekitarnya," papar Kamei dalam situs 3D Printing Industry, Kamis (28/06/2018).

 "Air di sekitarnya memiliki oksigen terlarut ke dalamnya, dan karena persentase oksigen di dalam insang rendah, molekul-molekul oksigen yang ada pada air berjalan melewati membran yang ada di dalam insang untuk mengimbangi perbedaan konsentrasi," tambahnya.

Insang buatan ini diharapkan dapat menggantikan peralatan menyelam yang berat dan tidak praktis.

Selain itu, teknologi ini serupa dengan menyelam bebas tetapi mampu bertahan di dalam air lebih lama.

Inilah baju rancangan Jun Kamei agar manusia bisa benapas lebih lama di dalam air.
Inilah baju rancangan Jun Kamei agar manusia bisa benapas lebih lama di dalam air. (newatlas.com)

Bercermin dari kasus dua belas anak di Thailand yang terjebak di dalam goa, temuan ini mungkin dapat mempersingkat waktu penyelamatan sehingga tidak membuat mereka menunggu berminggu-minggu.

Sejauh ini, teknologi tersebut baru sebatas purwarupa. Sedangkan percobaan pada manusia belum dilakukan. Namun, Kamei berharap dapat segera melakukan peningkatan dan pengujian lebih lanjut terhadap manusia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved