Tribun Kaltim Goes to Campus, Pitoyo Ungkap Bahaya Troller Sang Penyebar Hoax
Pengamat Literasi Media Sosial Pitoyo sekaligus Wakil Pimpinan Umum Tribun Kaltim menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut.
Penulis: Jino Prayudi Kartono |
Laporan wartawan Tribun Kaltim Jino Prayudi Kartono
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kemajuan sosial media ini cukup pesat.
Semua kalangan bisa menggunakan media sosial yang ada saat ini.
Tribun Kaltim menyambangi Universitas Balikpapan dalam kegiatan Goes to Campus, Selasa (25/9/2018).
Tujuannya untuk memberikan informasi kepada mahasiswa menjadi seorang pengguna media sosial yang sehat.
Pengamat Literasi Media Sosial Pitoyo sekaligus Wakil Pimpinan Umum Tribun Kaltim menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut.
Ia memberikan materi tentang bahaya trolling.
Anak di Keluarga Khong Guan Pertanyakan Ayahnya, Ini Jawaban Sang Ibu soal Kemiskinan di Era Jokowi
Trolling merupakan sebuah kegiatan para penyebar berita hoax (hoaks) di media sosial untuk memberikan dampak emosial negatif kepada pembaca online.
Kegiatan ini bertujuan untuk memporak-porandakan kondisi masyarakat.
Ia mencontohkan trolling adalah sebuah tindakan adu domba yang bisa menggesek perasaan pengguna sosial.
Biasanya para troller atau orang penyebar berita itu membuat berita yang menyinggung dan menghina satu orang atau kelompok.
Demi Stamina, Komedian Mudy Taylor Ungkapkan Rutin Konsumsi Sabu Selama 15 Tahun
"Gaya trolling merupakan praktik manipulasi media seperti ucapan secara sengaja ofensif, antisipati sensasionalisme Media arus utama. Keinginan untuk menciptakan dampak emosional pada target dan pelestarian ambiguitas (mendua)," kata Pitoyo.
Isi berita trolling biasanya berisi konten rasis yang dicampur aduk sedemikian rupa sehingga sulit bagi pembaca mengetahui kebenaran politik.
Selain konten rasis, seorang troller biasanya menambahkan foto-foto kekerasan di dalam beritanya agar terlihat semakin nyata.
Sehingga menyebabkan sebuah kekacauan dan perasaan emosional bagi yang membaca di media sosial.