Respons Sri Mulyani Kala Prabowo Subianto Sarankan Pemerintah Indonesia Belajar Pajak ke Zambia
Menteri Keuangan Sri Mulyani merespons kritik calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto terkait rendahnya rasio pajak Indonesia.
Respons Sri Mulyani Kala Prabowo Subianto Sarankan Pemerintah Indonesia Belajar Pajak ke Zambia
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani merespons kritik calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto terkait rendahnya rasio pajak Indonesia.
Prabowo Subianto bahkan menilai pemerintah perlu belajar dari Zambia karena disebut punya rasio pajak lebih baik dari Indonesia.
"Kalau kemarin ada yang mengkritik tax ratio kita rendah, makanya kami perbaiki tanpa membuat ekonomi kita menjadi khawatir," ujar Sri Mulyani dalam acara peluncuran KG Media di Jakarta, Kamis (22/11/2018) malam.
Garuda Online Travel Fair 2018 Mulai Hari Ini, Cek Harga Tiket Murah Rute Domestik dan Internasional
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, sejak pulang ke Indonesia pada 2016 dan diangkat jadi Menkeu oleh Presiden Jokowi, perbaikan untuk menaikan rasio pajak terus dilakukan.
Pada 2017, rasio pajak atau kontribusi penerimaan pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional masih ada di bawah 11 persen, tepatnya 10,8 persen.
Meski pasang surut akibat kondisi ekonomi yang bergejolak, namum kata dia, kini penerimaan pajak menunjukan tanda positif.
Prabowo Subianto Dianggap Merendahkan Profesi Tukang Ojek, Begini Tanggapan Fadli Zon
Hal itu bisa terlihat hingga 31 Oktober 2018.
Dari sisi pendapatan negara, realisasinya sebesar Rp 1.483,9 triliun, atau naik 20,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada akhir Oktober 2017, realisasi pendapatan negara hanya Rp 1.228 triliun, atau hanya tumbuh 3,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Piala AFF 2018 - Timnas Indonesia Gagal Lolos ke Semifinal, Menpora Tunggu Jawaban Edy Rahmayadi
Realisasi penerimaan perpajakan Rp 1.160,7 triliun pada akhir Oktober 2018, atau tumbuh 17 persen dari akhir Oktober 2017.
Tahun lalu, penerimaan perpajakan hanya tumbuh 0,5 persen.
Bila dilihat lebih rinci, penerimaan perpajakan didorong oleh penerimaan pajak Rp 1.016,5 triliun, atau tumbuh 17,6 persen dan penerimaan bea cukai Rp 144,1 triliun, tumbuh 13,3 persen.
Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga tumbuh tinggi.
Dituding Penyebab Gisella Anastasia Gugat Cerai Gading Marten, Instagram Icha Gwen Diserang Netizen
Mitra Kukar Vs PS Tira - Tanding Hari Ini, Naga Mekes Akan Berjuang Habis-habisan Jauhi Zona Merah
Realisasinya mencapai Rp 315,4 triliun, tumbuh 34,5 persen dibandingkan akhir Oktober 2017.