Skandal Pengaturan Skor
Sebelum Terlibat Skandal Match Fixing, Krisna Adi Sempat Ingin Hengkang dari PS Mojokerto Putra
Krisna akhirnya memutuskan untuk menerima pinangan PSMP karena sejumlah alasan, salah satunya yakni faktor kejelasan kontrak.
TRIBUNKALTIM.CO - Sebelum terjerat skandal pengaturan skor atau match-fixing, pemain PS Mojokerto Putra (PSMP), Krisna Adi Darma, sempat memiliki keinginan untuk pindah klub.
Keinginan ini diungkap oleh asisten pelatih PSIM Yogyakarta, Ananto Nurhani.
Sebelum memutuskan bergabung bersama PS Mojokerto Putra dan akhirnya terjerat skandal pengaturan skor, Krisna Adi merupakan bagian dari skuat PSIM Yogyakarta.
Awalnya, Krisna Adi bergabung bersama PSMP hanya untuk mengikuti turnamen pramusim, Coppa Sleman, yang berlangsung awal tahun ini.
"Krisna berkata bahwa dia bergabung ke PS Mojokerto Putrahanya untuk di kompetisi awal (pra musim-red) Coppa Sleman itu," ujar Ananto.
Baca juga:
Hukuman untuk Perilaku Indisipliner Radja Nainggolan; Pesan Penting Sang CEO Baru Inter Milan
Kembali Perkuat Persib Bandung Pasca Absen Berbulan-bulan, Tantan Tak Kuasa Bendung Kerinduan
"Tetapi, pihak PS Mojokerto Putra ingin menggunakan jasa dia seterusnya," katanya menambahkan.
Namun demikian, keputusan pemain berusia 23 tahun ini untuk memilih PSMP sebagai pelabuhan baru turut diiringi dengan rasa bimbang.
Pasalnya, ada perasaan yang mengganjal di hati Krisna saat harus meninggalkan Laskar Mataram yang turut membesarkan namanya.
Selain itu, sang pelatih, Erwan Hendarwanto, juga mengisyaratkan bahwa PSIM masih membutuhkan jasanya untuk kompetisi musim 2018.
Krisna akhirnya memutuskan untuk menerima pinangan PSMP karena sejumlah alasan, salah satunya yakni faktor kejelasan kontrak.
Namun, lanjut Nurhani, seiring dengan berjalannya waktu, Krisna merasa tidak nyaman dan ingin kembali pulang ke kota kelahirannya dan kembali memperkuat PSIM Yogyakarta.
"Iya (sampaikan keinginan kembali ke PSIM-red), ya tidak boleh karena dia sudah terikat kontrak."
"Dia sebenarnya ingin balik ke PSIM karena tidak 100 persen menjalankan sebagai pemain profesional di sana, mungkin kata dia tidak nyaman. Iya dia pernah bilang seperti itu," lanjut Ananto.
Baca juga: