Penembakan di Rumah Ibadah
Senjata Api yang Digunakan Brenton Tarrant Banyak Tertulis Angka 14, Ini Maknanya
Pelaku penembakan jamaah Salat Jumat di dua masjid Selandia Baru, Brenton Tarrant, menulisi senapan yang dia gunakan, ada angka 14.
TRIBUNKALTIM.CO - Pelaku penembakan jamaah Salat Jumat di dua masjid Selandia Baru, Brenton Tarrant, menulisi senapan yang dia gunakan untuk menyerang, dengan tulisan-tulisan sarat makna.
Tidak hanya nama-nama ekstrimis kulit putih, tapi di senapan Brenton Tarrant, ditemukan banyak angka 14.
Lalu, apa makna angka 14 di senapan AR-15 milik Brenton Tarrant itu?
Paus Ini Tewas Setelah Telan 40 Kg Plastik di Pantai Filipina, Simak Foto-fotonya Ini
Jajal MRT, Jokowi: Gubernur DKI Akan Terapkan ERP, Kita Paksa Pemilik Mobil Beralih ke MRT
Poster Film Terbaru Brad Pitt dan Leonardo DiCaprio Tuai Kritik, Begini Alasannya
Dilansir Heavy.com, angka 14 itu merupakan potongan dari slogan paling populer di kalangan ekstrimis kulit putih, yakni 14 Words, atau 14 Kata.
Slogan 14 Words diciptakan oleh David Lane, seorang pentolan gerakan ekstrimis kulit putih asal Amerika Serikat.
David Lane tewas saat menjalani hukuman penjara di penjara Indiana, Amerika Serikat, pada 2007 lalu.
David Lane (wikipedia)
Kelompok ultra nasional sayap kanan Amerika Serikat, The American Defense League, menganggap 14 Words sebagai slogan keramat para ekstrimis kulit putih.

Sesuai namanya, disebut 14 Words karena slogan itu terdiri dari 14 kata.
Slogan ciptaan David Lane itu berbunyi : We must secure the existence of our people and a future for white children, atau "Kita harus mengamankan eksistensi kaum kita dan masa depan anak-anak kulit putih".
Tercipta di Penjara
David Lane adalah anggota dari kelompok ultranasionalis kulit putih bernama The Silent Brotherhood, atau Persaudaraan Sunyi.
Kelompok ini kemudian berganti nama menjadi 'The Order'.
Brenton Tarrant sangat mengidolakan David Lane.
Di media sosial, Brenton Tarrant memakai gambar karikatur dari wajah David Lane.
Lane, menerima hukuman penjara 150 tahun, setelah terlibat dalam pembunuhan seorang pembawa acara radio berdarah Yahudi, Alan Berg, yang dilakukan oleh The Order.