Masih Ingat Mobil Esemka? Ternyata Masih Ada dan Sudah Mulai Produksi, Ini Buktinya
Tayangan tersebut memperlihatkan hampir seluruh proses produksi mobil, mulai dari merangkai mesin, sasis, sampai tenaga kerjanya
Masih Ingat Mobil Esemka? Ternyata Masih Ada dan Sudah Mulai Produksi, Ini Buktinya
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Lama tak ada kabar, ternyata pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi alias Esemka yang berada di Desa Demangan, Boyolali, Jawa Tengah, sudah mulai melakukan aktifitas produksi mobil.
Kondisi ini pun dibuktikan oleh liputan ekslusif yang dibuat produser Fitri Oktarini dari KompasTV bersama tim, dalam program Cerita Indonesia, Jumat (29/3/2019), petang.
Tayangan tersebut memperlihatkan hampir seluruh proses produksi mobil, mulai dari merangkai mesin, sasis, sampai tenaga kerjanya yang rata-rata diisi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Program ini pun dibuat untuk menjawab beragam hoaks yang mengatakan bila Esemka itu fiktif.
Dalam program tersebut terlihat bila rata-rata mobil yang diproduksi berjenis pikap, sama dengan penampakan yang beberapa bulan lalu Kompas.com lihat saat bertandang ke sana. Selain perakitan, pabrik Esemka pun memiliki fasilitas tes jalan untuk menguji kendaraan yang usai diproduksi.
Pada kesempatan tersebut, Manager Produksi PT Solo Manufaktur Kreasi Dias Iskandar Saputra, mengatakan, pabrik Esemka terbagi dalam beberapa bagian untuk proses produksi dan dua perakitan jenis mesin, yakni disel dan bensin.
"Di pabrik ini kita ada diesel line, gasoline line, monocoque line, lalu nanti yang akan datang itu ada welding dan body painting. Untuk diesel difungsikan merakit mesin diesel 1.8 L, 2.5L, dan 2.7L, untuk yang bensin itu untuk kapasitas 1.2 (liter) dan 1.3 (liter)," ucap Dias.
Suasana pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah.(Fitri Oktarini/KOMPAS TV)
Menurut Dias, secara kapasitas produksi, pabrik Esemka mampu menghasilkan 40 unit mobil per hari.
Untuk produksi saat ini pun dilakukan pada dua model prototipe, yakni jenis pikap 1.200 cc dan 1.300 cc dengan kandungan komponen lokal yang diklaim mencapai 60 persen.
Kedua model kendaraan niaga ringan tersebut, diketahui bernama Bima yang dulu sudah pernah melakukan uji tipe di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB).
Bahkan sudah mengantongi Surat Uji Tipe (SUT). Tidak hanya itu, pada kesempatan yang sama, Humas PT Solo Manufaktur Kreasi Sabar Budhi, ikut menjelaskan bila untuk Bima 1.2 dan 1.3 nantinya akan dipasarkan di pedesaan sebagai kendaaan niaga, bahkan diklaim sudah mengantongi izin produksi massal dan sudah lulus emisi.
Suasana pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah.(Fitri Oktarini/KOMPAS TV)