Antariksa
100 Tahun Diburu Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Supermasif Ini, Diameter 40 Miliar Km Matahari
Citra yang diperoleh adalah bayangan dari lubang hitam yang muncul dari piringan akresi cahaya yang mengelilingi lubang hitam.
100 Tahun Diburu, Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Supermasif Berdiiameter 40 Miliar Km Matahari
TRIBUNKALTIM.CO - Setelah diprediksi keberadaannya sekitar 100 tahun lalu melalui teori relativitas umum Albert Einstein, kolaborasi lebih dari 200 ilmuwan dari 100 lembaga lebih, akhirnya citra lubang hitam untuk pertama kali diperoleh secara langsung.
Era baru eksplorasi benda langit paling misterius pun dimulai.
Citra lubang hitam pertama yang diperoleh itu berasal dari lubang hitam supermasif yang ada di inti galaksi Messier 87 (M87).
Galaksi superraksasa yang juga disebut Virgo A atau NGC 4486 itu berbentuk elips dan terletak di arah rasi Virgo.
Galaksi ini punya gugus bintang globular jauh lebih banyak dibandingkan yang dimiliki Bimasakti dan memiliki pancaran jet plasma energetik dari intinya.
Lubang hitam supermasif itu memiliki massa 6,5 miliar kali massa Matahari, sedangkan diamaternya sebesar 40 miliar kilometer atau sekitar 270 kali jarak Bumi-Matahari. Jarak lubang hitam dari Bumi mencapai 55 juta tahun cahaya.
”Kami telah mengambil citra lubang hitam untuk pertama kalinya,” kata Direktur Proyek Event Horizon Telescope (EHT) Sheperd S Doeleman yang berasal dari Pusat Astrofisika (CfA) Harvard & Smithsonian, seperti dikutip dari situs Observatorium Selatan Eropa (European Southern Observatory/ESO), Rabu (10/4/2019).

Citra yang diambil tentu bukanlah lubang hitam secara langsung. Sesuai teori, lubang hitam benar-benar gelap. Citra yang diperoleh adalah bayangan dari lubang hitam yang muncul dari piringan akresi cahaya yang mengelilingi lubang hitam.
Piringan akresi cahaya itu berasal dari materi berupa foton—materi dasar cahaya—hingga gas dan debu. Dalam piringan, materi itu saling bergesekan hingga menghasilkan panas sangat tinggi dan bercahaya.
Materi di piringan yang terlalu dekat dengan lubang hitam akan terjebak dalam lubang hitam dan tidak bisa keluar lagi, sementara yang tidak terjebak akan berputar mengelilingi lubang hitam.
Galaksi raksasa berbentuk elips Messier 87 (M87) terletak di arah rasi Virgo.
”Diamater lubang hitam supermasif itu lebih besar daripada ukuran Tata Surya kita,” kata Ketua Dewan Sains EHT Heino Falcke dari Universitas Radboud, Belanda, kepada BBC.
Ukuran yang besar itulah yang memungkinkan peneliti bisa menentukan horizon peristiwa (event horizon) yang menjadi batas suatu obyek bisa lolos atau tidak dari tarikan lubang hitam.
Pilihan pengamatan lubang hitam itu jatuh pada lubang hitam M87 yang supermasif. Lubang hitam terdekat di Bumi ada di pusat galaksi Bimasakti yang dinamakan Sagittarius A*. Namun, massa lubang hitam itu hanya 4,3 juta massa Matahari walaupun jaraknya hanya 26.000 tahun cahaya.