Ledakan di Sri Lanka

Ledakan Bom Momen Hari Raya Paskah di Sri Lanka Terdata Tewas 207 Orang, Antara Lain Puluhan WNA

Tidak sedikit yang jadi korban dari ledakan bom tersebut, jumlahnya lumayan banyak, berasal dari berbagai negara, tidak hanya warga Sri Lanka.

Editor: Budi Susilo
(AFP/ISHARA S. KODIKARA)
Aparat keamanan Sri Lanka berada di luar Gereja St. Anthonys, Kochchikade, Kolombo usai ledakan yang terjadi di tempat itu, Minggu (21/4/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, KOLOMBO - Kabar duka datang dari Sri Lanka, saat ada perayaan Hari Raya Paskah, sebuah Gereja meledak. Kejadian serangan ledakan ini tidak hanya satu gereja tapi ada lebih dari satu.

Selain Gereja juga terjadi ledakan di hotel, hal ini berbarengan dalam satu rangkaian peledakan di Gereja.

Peristiwa petaka tersebut jelas membuat banyak korban jiwa dan korban luka. Sebab musabab ledakan di Gereja dan Hotel itu berasal dari ledakan bom, saat momen sebagian orang sedang ada yang rayakan Hari Paskah 2019.

Tidak sedikit yang jadi korban dari ledakan bom tersebut, jumlahnya lumayan banyak, berasal dari berbagai negara, tidak hanya warga Sri Lanka.

Kondisi Gereja St Sebastian pasca-serangan ledakan. Ledakan Terjadi di Tiga Gereja dan Tiga Hotel di Sri Lanka saat Kebangkitan Pakah, 52 Orang Tewas.
Kondisi Gereja St Sebastian pasca-serangan ledakan. Ledakan Terjadi di Tiga Gereja dan Tiga Hotel di Sri Lanka saat Kebangkitan Pakah, 52 Orang Tewas. (Facebook@sebastianchurch150)

Warga negara Inggris, Belanda, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menjadi menjadi bagian dari korban yang tewas dalam serangan bom pada Hari Raya Paskah di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019).

Rangkaian dari delapan ledakan bom dahsyat telah menghancurkan Hotel-Hotel kelas atas dan Gereja-Gereja yang mengadakan kebaktian Hari Raya Paskah di negara tersebut.

Peta keberadaan Sri Lanka.
Peta keberadaan Sri Lanka. (Tribunkaltim.co/Google Map)

Dikutip dari laman Asia Times, Senin (22/4/2019), Perdana Menteri Ranik Wickremesinghe pun mengutuk serangan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan 'pengecut'.

Hal itu karena serangan dilakukan saat pemerintah tengah memberlakukan jam malam yang tidak dibatasi pada seluruh kota di negara yang berpenduduk 21 juta orang tersebut.

Menurutnya, apa yang baru saja terjadi merupakan aksi kekerasan terburuk sejak berakhirnya perang saudara di Sri Lanka pada satu dekade lalu.

Rentetan ledakan kuat secara cepat menyebabkan ratusan orang terluka dan tewas, termasuk mereka yang tengah melakukan kebaktian Paskah di St Anthony's Shrine, sebuah gereja Katolik bersejarah yang terkenal di ibukota.

Setidaknya dua ledakan dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri, menurut sumber kepolisian dan seorang pejabat hotel setempat.

Sementara itu Juru Bicara Kepolisian, Ruwan Gunasekera mengatakan bahwa jumlah korban tewas terus bertambah.

Pasca Ledakan Bom Beruntun, Pemerintah Sri Lanka Tetapkan Jam Malam
Pasca Ledakan Bom Beruntun, Pemerintah Sri Lanka Tetapkan Jam Malam (Al Jazeera)

Setidaknya 207 orang tewas, 450 lainnya terluka dan tiga orang telah ditangkap terkait peristiwa tersebut.

Sekretaris Kementerian Luar Negeri Sri Lanka Ravinatha Aryasinha menyampaikan kepada awak media setempat bahwa 27 mayat yang diduga Warga Negara Asing (WNA) telah berada di Rumah Sakit Nasional Kolombo.

Seorang pejabat kepolisian mengatakan sebelumnya, 35 orang asing termasuk diantara mereka yang menjadi korban yang tewas.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved