Pemindahan Ibu Kota

Soal Lokasi Ibu Kota Baru di Luar Jawa, Presiden Jokowi Justru Tanya ke Masyarakat Via Medsos

Presiden Jokowi bertanya kepada warga melalui media sosial terkait lokasi tepat untuk pemindahan Ibu Kota Indonesia. Diputuskan, Ibu Kota di luar Jawa

Editor: Rafan Arif Dwinanto
YouTube KOMPASTV
Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas membahas pemindahan ibu kota Indonesia di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4/2019). Dalam rapat tersebut Presiden Jokowi memutuskan ibu kota Negara pindah ke luar Pulau Jawa. 

Gubernur Kaltim periode sebelumnya Awang Faroek Ishak memang mengusulkan Balikpapan dan PPU menjadi calon lokasi pengganti Jakarta sebagai ibu kota Indonesia.

Aji Sofyan Effendi
Aji Sofyan Effendi (TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HP)

Salah satu persoalan mendasar, kata Aji, yang perlu diperhatikan adalah infrastruktur listrik dan air bersih.

"Siapkah Balikpapan dengan energi listriknya, siapkah air minumnya? Itu harus kita sadari bahwa sekarang belum optimal. 

Balikpapan masih sering byar pet, untuk masalah defisit air bersih juga lebih parah dari Samarinda.

Waduknya sering kering.

Ini harus dibenahi dahulu.

Harus. Anda mau pindah rumah, masa tak ada air dan listriknya, atau air dan listriknya tak cukup? Tak ada beda antara pindah ibukota dan pindah rumah," katanya dalam News Analysis yang dimuat di halaman pertama Harian Tribun Kaltim beberapa waktu lalu.

Jika memang diakui tak cukup, maka hal ini tentu saja butuh intervensi dari pusat, seandainya Balikpapan benar-benar dipilih sebagai pengganti ibukota Jakarta.

Sementara, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Balikpapan, Ir Wahyullah Bandung, menilai calon ibu kota tidak mesti jatuh di kota Balikpapan saja.

"Buat saya sebenarnya, ibu kota tidak harus melirik ke daerah Balikpapan.

Sebaiknya Balikpapan hanya sebagai penunjang saja, pelengkap dari daerah baru yang nanti ditetapkan sebagai ibu kota.

Balikpapan saya anggap sebagai The Heart of Borneo, menjadi kota etalase bagi daerah-daerah sekitarnya. 

Balikpapan sebaiknya tetap pertahankan sebagai kota jasa dan komersil," kata Wahyullah.

"Sebaiknya pilihan tepat di daerah-daerah yang masih kosong, belum terlalu padat seperti Balikpapan atau Samarinda.

Tujuannya supaya bisa membangun kota baru dengan perencanaan yang benar-benar dimulai dari nol.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved