Penumpang Naik Drastis, APT Pranoto Bakal Tambah Fasilitas dan Lampu untuk Penerbangan Malam
Bandara ini didesain mampu menampung penumpang 1,5 juta per tahunnya, atau kurang dari 5 ribu penumpang per hari.
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA – Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto, Samarinda, ancang-ancang meningkatkan fasilitas penunjang daya tampung penumpang.
Hal ini dikarenakan tren pertumbuhan penumpang yang signifikan, yang diprediksi bakal melebihi daya tampung bandara yang terletak di Sungai Siring ini.
Bandara ini didesain mampu menampung penumpang 1,5 juta per tahunnya, atau kurang dari 5 ribu penumpang per hari.
Sementara, sejak 8 bulan paska diresmikan Presiden Jokowi, penumpang per harinya di APT Pranoto capai 4.500 orang per harinya.
“Kalau penumpang capai 5 ribu per harinya, ga bisa lagi (menampung). Perluasan dibutuhkan, kalau sudah capai 5 ribu orang per hari,” kata Kepala UPBU APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi, Jumat (7/6/2019) di bandara yang ia kelola.
Menghadapai tren ini, pengelola bandara sedang merancang sejumlah pembenahan dan penambahan fasilitas layanan.
Di antaranya, penambahan dari 5 apron menjadi 10 apron, taxi way, kargo dan lainnya.
Tak hanya itu, mereka sudah memanggil desainer interior bandara guna mendesain ulang tampilan bandara agar lebih moderen.
Rencananya, sekat-sekat pembatas ruang tunggu akan dibongkar, dan tenant-tenant makanan di dalam bandara akan dipercantik.
Usulan-usulan ini, masih terus dimatangkan agar mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan dan Pemprov agar mendapat gelontoran dana.
Direktur Jendral Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan, Polana B Pramesti, menambahkan, rencananya pembangunan dimulai 2020 nanti.
Selain sisi penumpang, hal penting lainnya yang bakal terus ditingkatkan adalah soal kemananan penerbangan.
Di musim lebaran ini, Bandara APT Pranoto sudah merampungkan intalasi indikator ancang presisi – Precision approach path indicator (PAPI).
Alat bantu visual ini membantu menyediakan informasi panduan bagi pilot memperoleh dan mempertahankan pendekatan jalur ketika mendarat dan tinggal landas.
Diketahui, sebelum terpasangan alat ini, sejumlah penerbangan di APT Pranoto terpaksa tertunda atau terbang ke bandara lain saat cuaca buruk melanda.