Liga Italia
Keistimewaan Pelatih Baru AC Milan, Marco Giampaolo, Meski Sebelumnya Hanya Tangani Klub Medioker
Marco Giampaolo resmi ditunjuk menjadi pelatih AC Milan yang baru pada Rabu (19/6/2019) malam waktu Italia.
TRIBUNKALTIM.CO - Marco Giampaolo resmi ditunjuk menjadi pelatih AC Milan yang baru pada Rabu (19/6/2019) malam waktu Italia.
"AC Milan mengumumkan penunjukan Marco Giampaolosebagai pelatih baru tim utama, efektif sejak 1 Juli 2019. Kontraknya berlaku sampai 30 Juni 2021 dengan opsi perpanjangan hingga Juni 2022," demikian isi pernyataan di situs resmi AC Milan.
Menangani AC Milan adalah pekerjaan terbesar bagi karier Marco Giampaolo sejauh ini.
Soalnya, sebelum AC Milan, Giampaolo hanya pernah menangani tim-tim medioker.
Dari Ascoli (2004-2005), Cagliari (2006-2008), Siena (2008-2010), Catania (2010-2011), Cesena (2011-2012), Brescia (2013-2014), Cremonese (2014-2015), Empoli (2015-2016), hingga Sampdoria (2016-2019).
Di antara klub-klub tersebut, Giampaolo mentas di Serie A alias divisi tertinggi Liga Italia bersama Cagliari, Siena, Catania, Cesena, Empoli, dan Sampdoria.
Karena hanya berkesempatan menangani tim-tim menengah ke bawah, wajar jika kemudian pencapaian Giampaolo tidak terlalu mengesankan.
Posisi finis tertingginya di Serie A adalah peringkat ke-9, yang diraih bersama Sampdoria musim lalu.
Giampaolo bahkan pernah merasakan beberapa kali dipecat saat kompetisi masih berjalan.
Dia pernah diberhentikan Cagliari dua kali, kemudian dipecat juga oleh Siena, Catania, dan Cesena.
Pria berusia 51 tahun ini hanya merasakan bisa menjalani kompetisi secara utuh pada musim pertamanya menangani Siena dan saat menukangi Empoli serta Sampdoria.
Akan tetapi, di balik semua catatan minusnya itu, Marco Giampaolo juga memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan.
Walaupun sebelumnya hanya melatih klub-klub medioker, Giampaolo sudah pernah merasakan meraih kemenangan atas semua tim top Liga Italia.
AC Milan sendiri, Napoli, AS Roma, Lazio, Inter Milan, bahkan sang raja Liga Italia, Juventus, sudah pernah dikalahkan Giampaolo.
Rekornya memang jomplang. Dari 80 duel melawan tim-tim top ini, Giampaolo hanya menang 16 kali dan kalah 54 kali.
