Sempat Jadi Korban Iseng Pelanggan, Membuat Isi Dompet Driver Ojol Tersisa Rp. 10.000
Ia mengaku beberapa kali mendapat perlakuan iseng dari pelanggannya yang secara sepihak membatalkan orderan, setelah memesan sejumlah makanan.
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Aplikator transportasi berbasis online Grab mulai 17 Juni 2019 lalu telah memberlakukan denda bagi pelanggan yang membatalkan perjalanan.
Peraturan tersebut akan diberlakukan, demi untuk memberikan rasa aman kepada driver yang seringkali mendapat perlakuan iseng dari pelanggannya, yang membatalkan secara sepihak pesanan yang telah dipesan.
Salah seorang driver Ojek Online asal Samarinda, Inung menceritakan pengalamannya selama 2 tahun bekerja sebagai driver.
Ia mengaku beberapa kali mendapat perlakuan iseng dari pelanggannya yang secara sepihak membatalkan orderan, setelah memesan sejumlah makanan.
Namun saat pesanan telah dibeli, dan ketika akan diantar, pelanggan tersebut telah membatalkan pesanan.
"Iya saya sudah tahu peraturan soal sanksi itu, saya setuju saja bila itu diberlakukan. Karena saya sudah beberapa kali dikerjain pelanggan iseng. Rata-rata yang memesan makanan.
Pertama kali jadi driver itu, saya dapat pesanan makanan, bahkan sudah dipesan dan dibeli, pas mau diantar aplikasinya sudah ditutup sama pelanggannya," ungkap Inung, Rabu (26/6/2019).
Pengalaman pertamanya itu, bahkan membuat isi kantongnya ludes dan hanya tersisa Rp. 10.000.
"Uang saya di dompet itu hanya sisa Rp. 220.000 saja, karena itu pertama kali ngojek, jadi pas dapat pesanan saya senang saja dan langsung menuju ke salah satu tempat yang diorder,
sudah saya pesan dan bayar 210.000, tapi pas mau diantar, diaplikasi kan ada keterangannya, kalau driver akan mengantar pesanan, nah pas itu juga langsung dibatalkan.
Jadi mau dikembalikan tidak mungkin, mau dimakan juga banyak sekali yang saya pesan, jadi saya bagikan ke teman-teman," ungkapnya.
Kendati sempat menjadi korban keisengan pelanggan yang tidak bertanggung jawab, ia mengaku tidak kapok, dan akan tetap menerima pelanggan sesuai dengan pesanan yang diminta.
Meski resiko akan kembali menjadi korban keisengan pelanggan, dirinya menganggap hal tersebut sudah rejeki setiap orang, dan sebagai pekerja harus siap menanggung resiko itu.
"Kalau kapok, tidak lah, kan rejeki sudah diatur. Berarti waktu itu memang rejeki saya kena iseng mereka, jadi harus ikhlas. Namanya kita ini pekerja jadi harus siap terima resikonya," ujarnya. (*)
Subscribe Official YouTube Channel: