Alif Berlari Jemput Adiknya yang Tertidur Dalam Rumah Saat Tanah Depan Rumahnya Tiba-tiba Longsor
tanah bergerak cukup lama yang membuatnya panik lari ke dalam rumah sambil berteriak meminta pertolongan, untuk menyelamatkan adiknya
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA -Pergeseran tanah, yang mengakibatkan longsor terjadi secara tiba-tiba di kawasan Kelurahan Dadi Mulya, Samarinda ulu, Minggu sekitar pukul 06.23 Wita. Saat kejadian warga sekitar mengaku mendengar suara gemuruh dari arah atas pemukiman warga di Jalan Wollter Monginsidi, Minggu (30/6/2019),
Longsoran terjadi dengan perlahan, hingga ambruk sedalam 2 meter. Seperti diungkapkan Alif, salah satu warga yang saat kejadian berada tepat di depan rumahnya. Saat itu, Alif sedang menjaga adiknya yang tidur saat kedua orangtuanya sedang ke pasar.

Alif mengisahkan, tanah bergerak cukup lama yang membuatnya panik lari ke dalam rumah sambil berteriak meminta pertolongan, untuk menyelamatkan adiknya.
"Pagi jam 6.23, adek sedang tidur. Saya disuruh jagain karena orangtua ke pasar, belanja. Pas dengar suara depan rumah saya belum khawatir, tapi tidak lama air lumayan banyak dari atas turun deras, jadi saya langsung masuk ke dalam jemput adik sambil teriak, pas mau keluar untuk menjauh dari rumah, kondisi tanah pelan-pelan mulai masuk kedalam terus ambruk sampai kena dinding rumah warga yang ada di bawah," ungkap Alif, Minggu (30/6/2019).
Alif menceritakan, kondisi jalan di depan rumah memang berada di kawasan dataran tinggi sempat mengalami keretakan sehari sebelumnya, namun tidak ada kecurigaan bahwa akan terjadi longsor.
"Kemarin jalan itu memang sudah retak, tapi tidak curiga, karena saya anggap, sudah biasa terjadi. Tapi tiba-tiba hari ini kejadian longsor," tambahnya.

Pantauan Tribunkaltim.co di lokasi kejadian tanah bergerak, puluhan warga saat ini sedang berusaha menanggulangi longsoran tanah, yang berdampak ke dua rumah milik warga.
Baca Juga;
Soal Kelanjutan Pembangunan Bendungan Lawe-Lawe, Pemkab PPU Optimistis Dapat Bantuan Pusat |
Kasus DBD di Kabupaten PPU Naik Drastis, Dinas Kesehatan Catat 144 Kasus hingga Juni 2019
Di lokasi tersebut, Ketua RT 21 Dadi Mulyo Mutik Asmani menjelaskan, suara gemuruh dan kucuran air dengan jumlah besar diduga berasal dari bocornya parit yang terbuat dari pipa, tidak mampu lagi menampung air.
"Suara gemuruh yang sampai terdengar oleh warga, dan disusul dengan jatuhnya air saya kira asalnya dari parit di atas yang memang hanya terbuat dari pipa saja. Jadi saat pipa sudah mulai lapuk, maka air yang seharusnya mengalir ke arah parit tumpah," terang Ketua RT 21 Dadi Mulyo Mutik Asmani.

Ketua RT 21 Dadi Mulyo Mutik Asmani mengaku, kejadian pergerakan tanah di kawasan ini bukan hanya sekali ini saja. Hal itu diduga, kondisi tanah mulai terkikis oleh air, hingga mengakibatkan tanah bergeser.
"Bukan sekali saja tanah bergeser, dan hari ini geseran tanah langsung berdampak longsor. Beberapa kondisi jalan di sini setiap seminggu atau sebulan sekali pasti mengalami keretakan, dan harus ditambal. Agar geseran tanah tertahan. Itu karena sifat tanah ketika bertemu dengan air, maka akan terkikis, jadi tanah yang masih jenuh saat diterpa air dari atas dengan jumlah besar, terjadilah longsor," papar Ketua RT 21 Dadi Mulyo Mutik Asmani.
Ketua RT 21 Dadi Mulyo Mutik Asmani menjelaskan, dampak yang terjadi apabila ada longsor susulan, rumah yang saat ini sudah terdampak, harus ditahan dengan beberapa batang kayu oleh warga.
"Untuk itu saya bersama warga berusaha memberi penahan supaya, rumah yang terdampak tepat berada di bawah jalan yang jaraknya kurang lebih 30 cm, dengan ketinggian 4 meter itu tidak semakin parah. Untuk sementara kita menggunakan beberapa batang kayu," jelas Ketua RT 21 Dadi Mulyo Mutik Asmani.
