Berita Pemkab Kutai Kartanegara
Menuju Zero Malnutrition, Bupati Kukar Ajak Stakeholder Peduli Stunting dan Kemiskinan
Saya mengajak kepada semua stakeholder untuk peduli kemiskinan dan stunting menuju zero Malnutrition (tidak ada kasus gizi buruk)
TENGGARONG – Untuk mengawal pelaksanaan konvergensi (jaringan) intervensi penurunan stunting (masalah gizi pada anak), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) telah membuat inovasi yang dikenal dengan nama GeRakan keluarGa Peduli Pencegahan dan aTasi Stunting (Raga PanTaS).
“Ya, melalui Raga PanTaS Pemkab Kukar terus berupaya menurunkan stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara. Saya mengajak kepada semua stakeholder untuk peduli kemiskinan dan stunting menuju zero Malnutrition (tidak ada kasus gizi buruk/permasalahan gizi),” kata Bupati Kukar Edi Damansyah saat membuka seminar nasional Go Zero Malnutrition (Stunting) dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-60 di Ruang Serbaguna Bappeda, Tenggrong, akhir pekan tadi.
Edi mengatakan RaGa PanTas tersebut merupakan sebuah gerakan yang terstruktur dan sistematis dari tingkat kabupaten, kecamatan sampai desa/kelurahan yang secara konvergen dan terintegrasi melakukan pendataan dan intervensi terhadap sasaran keluarga dengan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) yang berada di desa dan kelurahan.
“Seluruh stakeholder terkait akan melakukan intervensi terhadap keluarga 1000 harapan sampai menjadi keluarga Idaman dengan memenuhi lima indikator yakni pantas sehat, pantas pendidikan, pantas pangan, pantas tempat tinggal dan pantas sejahtera,” ujarnya.
Ia pun menginstruksikan kepada semua jajarannya di Pemerintah daerah agar peduli penanganan stunting dan kemiskinan, salah satunya melalui revitalisasi Posyandu yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan dan pemberdayaan terkait bidang kesehatan khususnya ibu, anak dan lansia.
“Penanganan stunting dan kemiskinan tidak mengenal hari libur. Masalah ini berkaitan dengan hajat dan kualitas hidup orang banyak, ya hari libur kita terus bekerja,” katanya.
Diketahui, dalam seminar nasional itu menghadirkan beberapa narasumber yakni Moch Fachri Direktur Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) RI dengan materi ‘Peran strategi desa dalam pencegahan dan penanganan gizi buruk (stunting)’.
Ai Dudi Krisnadi (Owner/CEO PT. Moringa Organik Indonesia) dengan ‘Potensi pengembangan kelor sebagai salah satu upaya pemenuhan gizi keluarga dalam rangka pencegahan dan penanganan gizi buruk’. Agus Heri Santoso (Owner/Direktur CV. Striata Group) materi ‘Pemanfaatan potensi pangan local sebagai sumber makanan pada 1000 HPK dalam rangka pencegahan dan penanganan gizi buruk (stunting).
Kegiatan itu juga ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkab Kukar dengan PT. Moringa Organik Indonesia tentang Pengembangan Tanaman Kelor dan Industri Turunannua. Kemudian MoU antara Pemkab Kukar dengan CV Striata Group tentang Program Pengembangan Industri Pangan Sehat Komoditas Lokal Potensial Untuk Pencegahan dan Penanganan Stunting.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kukar dengan Yayasan Patriot Desa 20 tentang Pengembangan Potensi Badan usaha Milik Desa, serta MoU antara PT. Moringa Organik Indonesia dengan Fakultas Pertanian Unikarta tentang Pengembangan Pelaksanaan Penelitian, Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat. (dokpim1)