Penerbangan Stop, Walikota Balikpapan Pertanyakan Pengiriman Tes Swab ke Surabaya, Harapkan PCR Tiba
Kebijakan pemerintah yang melarang warga mudik, berimbas pada dihentikannya semua penerbangan di sejumlah bandara Tanah Air. Warga diminta tahun i
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Kebijakan pemerintah yang melarang warga mudik, berimbas pada dihentikannya semua penerbangan di sejumlah bandara Tanah Air.
Warga diminta tahun ini untuk tidak pulang kampung dulu karena kondisi pandemi covid-19 atau Virus Corona yang belum berakhir.
Kondisi ini membuat Walikota Balikpapan Rizal Effendi mempertanyakan bagaimana nanti pengiriman hasil tes swab ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) di Surabaya, jika semua penerbangan distop.
Namun, Rizal Effendi mengaku masih berkoordinasi terkait hasil swab test yang akan dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.
Pasalnya kebijakan pemerintah pusat dalam melarang mudik, terpaksa harus didukung dengan kebijakan pesawat terbang yang tak beroperasional sementara waktu.
"Kalau bandara masih melayani penerbangan logistik ini memang tetap ada pengiriman, hanya saja kita nanti masih komunikasikan bagaimana pengiriman yang ke BBLK Surabaya," ujar Rizal Effendi, Jumat (24/4/20).
Namun begitu, ia tampak optimis kendala yang dihadapi ini akan dapat teratasi di minggu depan.
Pasalnya alat PCR bantuan kementrian BUMN yang diberikan khusus kepada Rumah Sakit Pertamina Balikpapan ( RSPB ) diperkirakan akan segera datang.
"Tapi sebenarnya tinggal satu minggu lagi ini PCR yang dari Pertamina sudah akan datang, kalau PCR Pertamina sudah beroperasi ini akan aman," katanya.
Sementara terkait dengan larangan mudik, Rizal menuturkan bahwasannya Dinas Perhubungan tengah mengkomunikasikan hal tersebut kepada pihak otoritas bandara dan pelabuhan.
• Diduga Stress jadi ODP Virus Corona Seorang Pria Bakar Diri Saat Disuruh Isolasi Mandiri
• Positif Corona, Satu Keluarga dari Magetan Kabur ke Kalimantan Saat Disuruh Isolasi Mandiri
Sebab dua moda transportasi pesawat atau kapal, dinilainya paling banyak digunakan oleh para pemudik yang akan pulang keluar daerah.
Maka itu ia saat ini terus melakukan koordinasi dengan daerah lain terkait dengan kebijakan yang diterapkan pada masing-masing daerah.
"Kalau darat kita sudah tidak ada, untuk antar kota paling-paling hanya satu atau dua, tapi memang kita lagi koordinasi. Kita ingin tutup semua jalur feri utamamya feri ke Penajam, feri ke Mamuju, dan feri ke Parepare," jelasnya. (*)