News Video
NEWS VIDEO Siap Jalankan Skenario New Normal, Disdukcapil Kukar Akan Terapkan NIK Ganjil Genap
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (2/6/2020) pagi tadi digeruduk massa.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Wahyu Triono
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (2/6/2020) pagi tadi digeruduk massa.
Usut punya usut, ternyata banyak warga yang datang ke Disdukcapil karena mengira layanan tatap muka telah dibuka secara penuh.
"Ya, memang cukup membludak warga yang datang ke sini. Mereka berasumsi bahwa Disdukcapil sudah buka layanan langsung. Padahal kami sudah umumkan layanan masih menerapkan sistem online," ucap Kepala Disdukcapil Kukar, M Irianto, Selasa (2/6/2020).
"Tapi, jika sifatnya urgent, seperti untuk pernikahan, maka akan kami prioritaskan," sambungnya.
Selain itu, kedatangan warga ke Disdukcapil juga karena terdapat sejumlah warga yang hendak melakukan perekaman data biometrik terkait dengan E-KTP. Hal itu dilakukan agar tidak ada pemalsuan identitas.
"Dan, kebanyakan yang ke sini melakukan perekaman data biometrik, karena secara teknis tidak bisa dilakukan secara online. Agar tidak ada pemalsuan identitas, yang diambil adalah sidik jari dan iris mata," jelasnya.
Masih dirinya menjelaskan, pihaknya juga siap menerapkan skenario new normal jika nantinya skenario tersebut diterapkan.
Sejumlah kelengkapan seperti alat pelindung diri (APD), serta sistem pelayanan juga tengah dipersiapkan pihaknya.
Bahkan, guna antisipasi membludaknya warga jika layanan tatap muka diberlakukan dengan skenario new normal, pihaknya akan menerapkan NIK ganjil dan genap.
"Kami juga bersiap ketika skenario new normal dilakukan. APD dan sistem pelayanan yang terorganisir juga tengah kita siapkan. Intinya kita siap jika hal ini diterapkan," tuturnya.
"Kami juga sudah sampaikan ke Dirjen mengenai ide penerapan NIK berjadwal genap dan ganjil, untuk memecah massa agar tidak terjadi penumpukan massa, dan dipersilahkan untuk dilakukan uji coba," sambungnya.
Dirinya berharap, selama layanan tatap muka belum difungsikan secara penuh, masyarakat diminta untuk memanfaatkan layanan sistem online.
"Sebelum kami buka layanan tatap muka secara penuh, masyarakat lebih baik menggunakan sistem online, dan kalau tidak terlalu mendesak lebih baik ditunda dulu. Sistem online ini tidak ribet, dan gratis, semua layanan tidak dipungut biaya," tegasnya. (*)
IKUTI >> News Video
IKUTI >> News Video